Oleh: Ramadhan | September 27, 2009

pengkajian dan pancegahan jatuh pada lansia

DISUSUN OLEH :

HENY SUSANTI 07.40.021

PEMBIMBING: ERFANDI

PENGKAJIAN DAN PENCEGAHAN JATUH PADA LANSIA

Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di dalamnya, baik faktor intrinsikdalam diri lansia tersebut seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang, dan sebagainya.

Perdefinisi, jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Reuben, 1996)

PREEVALENSI

Berdasar survai di masyarakat AS, Tinetti (1992) mendapatkan sekitar 30% lansia umur lebih dari 65 tahun jatuh setiap tahunnya, separuh dari angka tersebut mengalami jatuh berulang.

Reuben dkk (1996) mendapatkan insiden jatuh di masyarakat AS pada umum lebih dari 65 tahun berkisar ⅓ populasi lansia setiap tahun, dengan rata-rata jatuh 0,6/orang. Insiden di rumah-rumah perawatan(nursing home) 3 kali lebih banyak (Tinetti, 1992). Lima persen dari penderita jatuh ini mengalami patah tulang atau memerlukan perawatan di rumah sakit.

Kane dkk (1994) mendapatkan dari survai masyarakat di AS ⅓ lansia umur lebih dari 65 tahun menderita jatuh setiap tahunnya dan sekitar 1/40 memerlukan perawatan rumah sakit. Sedangkan di rumah-rumah perawatan sekitar 50% penghuninya mengalami jatuh dengan akibat antara 10-25%nya memerlukan perawatan di rumah sakit.

MORBIDITAS

Kecelakan merupakan penyebab kematian no.6 di Amerika Serikat tahun 1992, dan no.5 pada 1994 untuk penderita lansia, 2/3 nya akibat jatuh. Kematian akibat jatuh sangat sulit diidentifikasi karena sering tidak disadari oleh keluarga atau dokter pemeriksanya, sebaliknya jatuh juga bisa merupakan akibat penyakit lain misalnya serangan jantung mendadak (Tinetty, 1992).

Fraktur kolum femoris merupakan merupakan komplikasi utama akibat jatuh pada lansia, diderita oleh 200.000 lebih lansia di AS pertahun, sebagian besar wanita. Di estimasikan 1% lansia yang jatuh akan mengalami fraktur kolum femoris, 5% akan mengalami fraktur tulang lain seperti iga, humerus, pelvis dan lain-lain, 5% akan mengalami perlukaan jaringan lunak. Perlukaan jaringan lunak yang serius seperti subdural hematom, hemarthroses, memar dan keseleo otot juga sering merupakan komplikasi akibat jatuh (Kane et al, 1994).

Fraktur kolum femoris merupakan fraktur yang berhubungan dengan proses menua dan osteoporosis. Wanita mempunyai risiko tinggi dibanding laki-laki untuk terjadinya fraktur dan perlukaan akibat jatuh. Risiko untuk terjadinya perlukaan akibat jatuh merupakan efek gabungan dari penurunan respon perlindungan diri ketika jatuh dan besar kekuatan terbantingnya (Reuben, 1996).

FAKTOR RISIKO

Untuk dapat memahami faktor risiko jatuh, maka harus dimengerti bahwa stabilitas badan ditentukan atau dibentuk oleh:

  1. Sistem sensori

Yang berperan di dalamnya adalah: visus (penglihatan), pendengaran, fungsi vestibuler, dan proprioseptif. Semua gangguan atau perubahan pada mata akan menimbulkan gangguan penglihatan. Semua penyakit telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran. Vertigo tipe perifer sering terjadi pada lansia yang diduga karena adanya perubahan fungsi vestibuler akibat proses manua. Neuropati perifer dan penyakit degeneratif leher akan mengganggu fungsi proprioseptif (Tinetti, 1992). Gangguan sensorik tersebut menyebabkan hampir sepertiga penderita lansia mengalami sensasi abnormal pada saat dilakukan uji klinik.

  1. Sistem saraf pusat (SSP)

SSP akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi input sensorik. Penyakit SSP seperti stroke, Parkinson, hidrosefalus tekanan normal, sering diderita oleh lansia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon tidak baik terhadap input sensorik (Tinetti, 1992).

  1. Kognitif

Pada beberapa penelitian, dementia diasosiasikan dengan meningkatkan risiko jatuh.

  1. Muskuloskeletal (Reuben, 1996; Tinetti, 1992; Kane, 1994; Campbell, 1987; Brocklehurs, 1987).

Faktor ini disebutkan oleh beberapa peneliti merupakan faktor yang benar-benar murni milik lansia yang berperan besar terhadap terjadinya jatuh. Gangguan muskuloskeletal. Menyebabkan gangguan gaya berjalan (gait) dan ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis. Gangguan gait yang terjadi akibat proses menua tersebut antara lain disebabkan oleh:

Kekakuan jaringan penghubung

Berkurangnya massa otot

Perlambatan konduksi saraf

Penurunan visus/lapang pandang

Kerusakan proprioseptif

Yang kesemuanya menyebabkan:

Penurunan range of motion (ROM) sendi

Penurunan kekuatan otot, terutama menyebabkan kelemahan ekstremitas bawah

Perpanjangan waktu reaksi

Kerusakan persepsi dalam

Peningkatan postural sway (goyangan badan)

Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan gerak, langkah yang pendek, penurunan irama, dan pelebaran bantuan basal. Kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan lebih cenderung gampang goyah. Perlambatan reaksi mengakibatkan seorang lansia susah/terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan seperti terpleset, tersandung, kejadian tiba-tiba, sehingga memudahkan jatuh.

Secara singkat faktor risiko jatuh pada lansia dibagi dalam dua golongan besar, yaitu: (Kane, 1994)

1. faktor-faktor intrinsik (faktor dari dalam)

2. faktor-faktor ekstrinsik (faktor dari luar)

PENYEBAB-PENYEBAB JATUH PADA LANSIA

Penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan beberapa faktor, antara lain: (Kane, 1994; Reuben , 1996; Tinetti, 1992; campbell, 1987; Brocklehurs, 1987).

1. Kecelakaan : merupakan penyebab jatuh yang utama (30-50% kasus jatuh lansia)

Murni kecelakaan misalnya terpeleset, tersandung

Gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-kelainan akibat proses menua misalnya karena mata kurang awas, benda-benda yang ada di rumah tertabrak, lalu jatuh

2. Nyeri kepala dan atau vertigo

3. Hipotensi orthostatic

Hipovilemia / curah jantung rendah

Disfungsi otonom

Penurunan kembalinya darah vena ke jantung

Terlalu lama berbaring

Pengaruh obat-obat hipotensi

Hipotensi sesudah makan

4. Obat-obatan

§ Diuretik/antihipertensi

§ Antidepresen trisiklik

§ Sedativa

§ Antipsikotik

§ Obat-obat hipoglikemia

§ Alkohol

5. Proses penyakit yang spesifik

Penyakit-penyakit akut seperti:

Kardiovaskuler : – aritmia

– stenosis aorta

– sinkope sinus carotis

Neurologi : – TIA

– stroke

– serangan kejang

– Parkinson

– Kompresi saraf spinal karena spondilosis

– Penyakit serebelum

6. Idiopatik ( tak jelas sebabnya)

7. Sinkope : kehilangan kesadaransecara tiba-tiba

– Drop attack (serangan roboh)

– Penurunan darah ke otak secara tiba-tiba

– Terbakar matahari

FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG SERING DIHUBUNGKAN DENGAN KECELAKAAN DENGAN LANSIA

1. alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil, atau tergeletak di bawah

2. tempat tidur atau WC yang rendah / jongkok

3. tempat berpegangan yang tidak kuat / tidak mudah dipegang

– Lantai yang tidak datar baik ada trapnya atau menurun

– Karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal / menekuk pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser

– Lantai yang licin atau basah

– Penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan)

– Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya

FAKTOR-FAKTOR SITUASIONAL YANG MUNGKIN MEMPRESIPITASI JATUH ANTARA LAIN: (Reuben, 1996; Campbell, 1987)

1. Aktivitas

Sebagian besar jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktivitas biasa seperti berjalan, naik atau turun tangga, mengganti posisi. Hanya sedikit sekali (5%), jatuh terjadi pada saat lansia melakukan aktivitas berbahaya seperti mendaki gunung atau olahraga berat. Jatuh juga sering terjadi pada lansia dengan banyak kegiatan dan olahraga, mungkin disebabkan oleh kelelahan atau terpapar bahaya yang lebih banyak. Jatuh juga sering terjadi pada lansia yang imobil (jarang bergerak) ketika tiba-tiba dia ingin pindah tempat atau mengambil sesuatu tanpa pertolongan.

2. Lingkungan

Sekitar 70% jatuh pada lansia terjadi di rumah, 10% terjadi di tangga, dengan kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibanding saat naik, yang lainnya terjadi karena tersandung / menabrak benda perlengkapan rumah tangga, lantai yang licin atau tak rata, penerangan ruang yang kurang

3. Penyakit Akut

Dizzines dan syncope, sering menyebabkan jatuh. Eksaserbasi akut dari penyakit kronik yang diderita lansia juga sering menyebabkan jatuh, misalnya sesak nafas akut pada penderita penyakit paru obstruktif menahun, nyeri dada tiba-tiba pada penderita penyakit jantung iskenmik, dan lain-lain.

KOMPLIKASI

Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti: (Kane, 1994; Van-der-Cammen, 1991)

1) Perlukaan (injury)

– Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri / vena

– Patah tulang (fraktur) :

Pelvis

Femur (terutama kollum)

Humerus

Lengan bawah

Tungkai bawah

Kista

– Hematom subdural

2) Perawatan rumah sakit

– Komplikasi akibat tidak dapat bergerak (imobilisasi)

– Risiko penyakit-penyakit iatrogenik

3) Disabilitas

– Penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik

– Penurunan mobilitas akibat jatuh, kehilangan kepercayaan diri, dan pembatasan gerak

4) Risiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan (nursing home)

5) Mati

PENCEGAHAN

Usaha pencegahan merupakan langkah yang harus dilakukan karena bila sudah terjadi jatuh pasti terjadi komplikasi, meskipun ringan tetap memberatkan.

Ada 3 usaha pokok untuk pencegahan, antara lain : (Tinetti, 1992; Van-der-Cammen, 1991; Reuben, 1996)

1. Identifikasi faktor resiko

Pada setiap lansia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya faktor intrinsik risiko jatuh, perlu dilakukan assesmen keadaan sensorik, neurologik, muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering mendasari / menyebabkan jatuh.

Keadaan leingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan jatuh harus dihilangkan. Penerangan rumah harus cukup tetapi tidak menyilaukan. Lantai rumah datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang susah dilihat. Peralatan rumah tangga yangsudah tidak aman (lapuk, dapat bergeser sendiri) sebaiknya diganti, peralatan rumah ini sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalan/tempat aktifitas lansia. Kamar mandi dibuat tidak licin, sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka. WC sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding.

Obat-obatan yang menyebabkanhipotensi postural, hipoglikemik atau penurunan kewaspadaan harus diberikan sangat selektif dan dengan penjelasan yang komprehensif pada lansia dan keluargannya tentang risiko terjadinya jatuh akibat minum obat tertentu.

Alat bantu berjalan yang dipakai lansia baik berupa tongkat, tripod, kruk atau walker harus dibuat dari bahan yang kuat tetapi ringan, aman tidak mudah bergeser serta sesuai dengan ukuran tinggi badan lansia.

2. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan (gait)

Setiap lansia harus dievaluasi bagaimana keseimbangan badannya dalam melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi. Penilaian postural sway sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya jatuh pada lansia. Bila goyangan badan pada saat berjalan sangat berisiko jatuh, maka diperlukan bantuan latihan oleh rehabilitasi medik. Penilaian gaya berjalan (gait) juga harus dilakukan dengan cermat apakah penderita mengangkat kaki dengan benar pada saat berjalan, apakah kekuatan otot ekstremitas bawah penderita cukup untuk berjalan tanpa bantuan. Kesemuanya itu harus dikoreksi bila terdapat kelainan/penurunan.

3. Mengatur / mengatasi fraktur situasional

Faktor situasional yang bersifat serangan akut / eksaserbasi akut, penyakit yang dideriata lansia dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin kesehatan lansia secara periodik. Faktor situasional bahaya lingkungan dapat dicegah dengan mengusahakan perbaikan lingkungan seperti tersebut diatas. Faktor situasional yang berupa aktifitas fisik dapat dibatasi sesuai dengan kondisi kesehatan penderita. Perlu diberitahukan pada penderita aktifitas fisik seberapa jauh yang aman bagi penderita, aktifitas tersebut tidak boleh melampaui batasan yang diperbolehkan baginya sesuai hasil pemeriksaan kondisi fisik. Bila lansia sehat dan tidak ada batasan aktifitas fisik, maka dianjurkan lansia tidak melakukan aktifitas fisik sangat melelahkan atau beresiko tinggi untuk terjadinya jatuh.

PENDEKATAN DIAGNOSTIK

Setiap penderita lansia jatuh, harus dilakukan assesmen seperti dibawah ini : (Kane, 1994; Fischer, 1982)

  1. Riwayat Penyakit (Jatuh)

Anamnesis dilakukan baik terhadap penderita ataupun saksi mata jatuh atau keluarganya. Anamnesis ini meliputi :

1. Seputar jatuh : mencari penyebab jatuh misalnya terpeleset, tersandung, berjalan, perubahan posisi badan, waktu mau berdiri dari jongkok, sedang makan, sedang buang air kecil atau besar, sedang batuk atau bersin, sedang menoleh tiba-yiba atau aktivitas lain

2. Gejala yang menyertai : nyeri dada, berdebar-debar, nyeri kepala tiba-tiba, vertigo, pingsan, lemas, konfusio, inkontinens, sesak nafas.

3. Kondisi komorbid yang relevan :pernah stroke,Parkinsonism, osteoporosis,

sering kejang, penyakit jantung, rematik, depresi, defisit sensorik.

4. Review obat-obatan yang diminum : antihipertensi, diuretik, autonomik bloker, antidepresan, hipnotik, anxiolitik, analgetik, psikotropik.

5. Review keadaan lingkungan : tempat jatuh, rumah maupun tempat-tempat kegiatannya.

  1. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda vital : nadi, tensi, respirasi, suhu badan (panas/hipotermi)

2. Kepala dan leher : penurunan visus, penurunan pendengaran, nistagmus, gerakan yang menginduksi ketidakseimbangan, bising

3. Jantung : aritmia, kelainan katup

4. Neurologi : perubahan status mental, defisit fokal, neuropati perifer, kelemahan otot, instabilitas, kekakuan, tremor.

5. Muskuloskeletal : perubahan sendi, pembatasan gerak sendi problem kaki (podiatrik), deformitas.

  1. Assesmen Fungsional

Dilakukan observasi atau pencarian terhadap :

1. Fungsi gait dan keseimbangan : observasi pasien ketika bangku dari duduk dikursi, ketika berjalan, ketika membelok atau berputar badan, ketika mau duduk dibawah.

2. Mobilitas : dapat berjalan sendiri tanpa bantuan, menggunakan alat bantu, memakai kursi roda atau dibantu

3. Aktifitas kehidupan sehari-hari : mandi, berpakaian, bepergian, kontinens.

PENATALAKSANAAN (Reuben, 1996; Kane, 1994; Tinetti, 1992)

Tujuan penatalaksanaan ini untuk mencegah terjadinya jatuh berulang dan menerapi komplikasi yang terjadi, mengembalikan fungsi AKS terbaik, mengembalikan kepercayaan diri penderita.

Penatalaksanaan penderita jatuh dengan mengatasi atau meneliminasi faktor risiko, penyebab jatuh dan menangani komplikasinya. Penatalaksanaan ini harus terpadu dan membutuhkan kerja tim yang terdiri dari dokter (geriatrik, neurologik, bedah ortopedi, rehabilitasi medik, psikiatrik, dll), sosiomedik, arsitek dan keluarga penderita.

Penatalaksanaan bersifatindividual, artinya berbeda untuk setiap kasus karena perbedaan faktor-faktor yang bekerjasama mengakibatkan jatuh. Bila penyebab merupakan penyakit akut penanganannya menjadi lebih mudah, sederhanma, dan langsung bisa menghilangkan penyebab jatuh serta efektif. Tetapi lebih banyak pasien jatuh karena kondisi kronik, multifaktorial sehingga diperlukan terapi gabungan antara obat rehabilitasi, perbaikan lingkungan, dan perbaikan kebiasaan lansia itu. Pada kasus lain intervensi diperlukan untuk mencegah terjadinya jatuh ulangan, misalnya pembatasan bepergian/aktifitas fisik, penggunaan alat bantu gerak.

Untuk penderita dengan kelemahan otot ekstremitas bawah dan penurunan fungsional terapi difokuskan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot sehingga memperbaiki nfungsionalnya. Sayangnya sering terjadi kesalahan, terapi rehabilitasi hanya diberikan sesaat sewaktu penderita mengalami jatuh, padahal terapi ini diperlukan terus-menerus sampai terjadi peningkatan kekuatan otot dan status fumgsional. Penelitian yang dilakukan dalam waktu satu tahun di Amerika Serikat terhadap pasien jatuh umur lebih dari 75 tahun, didapatkanpeningkatan kekuatan otot dan ketahanannya baru terlihat nyata setelah menjalani terapi rehabilitasi 3 bulan, semakin lama lansia melakukan latihan semakin baik kekuatannya.

Terapi untuk penderita dengan penurunan gait dan keseimbangan difokuskan untuk mengatasi/mengeliminasi penyebabnya/faktor yang mendasarinya. Penderita dimasukkan dalam program gait training, latihan strengthening dan pemberian alat bantu jalan. Biasanya program rehabilitasi ini dipimpin oleh fisioterapis. Program ini sangatmembantu penderita dengan stroke, fraktur kolum femoris, arthritis, Parkinsonisme.

Penderita dengan dissines sindrom, terapi ditujukan pada penyakit kardiovaskuler yang mendasari, menghentikan obat-obat yang menyebabkan hipotensi postural seperti beta bloker, diuretik, anti depresan, dll.

Terapi yang tidak boleh dilupakan adalah memperbaiki lingkungan rumah/tempat kegiatan lansia seperti di pencegahan jatuh.

KESIMPULAN

Jatuh merupakan salah satu geriatric giant, sering terjadi pada usia lanjut, penyebab tersering adalah masalah di dalam dirinya sendiri (gangguan gait, sensorik, kognitif, sistem syaraf pusat) didukung oleh keadaan lingkungan rumahnya yang berbahaya (alat rumah tangga yang tua/tidak stabil, lantai yang licin dan tidak rata, dll).

Jatuh sering mengakibatkan komplikasi dari yang paling ringan berupa memar dan keseleo sampai dengan patah tulang bahkan kematian, oleh karena itu harys dicegah agar jatuh tidak terjadi berulang-ulang,dengan cara identifikasi faktor risiko, penilaian keseimbangan dan gaya berjalan, serta mengatur/mengatasi faktor situasional.

Pada prinsipnya mencegah terjadinyajatuh pada usia lanjut sangat penting dan lebih utama daripada mengobati akibatnya.

REFERENSI:

Gallo,Joseph.1998.Buku Saku Gerontologi.Jakarta:Buku Kedokteran EGC

Nugroho, Wahjudi.1995.Perawatan Lanjut Usia.Jakarta:Buku Kedokteran EGC
PENGKAJIAN DAN PENCEGAHAN JATUH PADA LANSIA.doc

Oleh: Ramadhan | September 27, 2009

MASALAH GIZI PADA LANSIA

DISUSUN OLEH :

HILDA HELANDA ARIFIN (06.068)

PEMBIMBING : ERFANDI, SKep.Ns

GIZI PADA LANSIA

Masalah Gizi Pada Lansia

  1. Obesitas : Keadaan badan yang amat gemuk dan berat akibat timbunan lemak yang berlebihan, dimana kelebihan lemak tubuh melebihi lebih dari 20% dari jumlah yang dianjurkan untuk tinggi dan usia seseorang.

Pola konsumsi yang berlebihan terutama yang mengandung lemak, protein dan karbohidrat yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Pencetus berbagai penyakit seperti Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner dan Strok, Diabetes Mellitus.

  1. Osteoporosis : Kondisi dimana sering disebut ‘tulang keropos’ yang disebabkan oleh penurunan densitas tulang.

Mencapai maksimum pada usia 35 tahun pada wanita, 45 tahun pada pria.

Kurang konsumsi kalsium pada jangka waktu lama.

  1. Gout : Kelainan metabolisme asam urat kongenital.

Asam urat dalam darah yang berlebih menyebabkan nyeri dan pembengkakan sendi.

Mengurangi konsumsi lemak.

  1. Anemia : Kondisi dimana sel-sel darah mengandung tingkat haemoglobin yang tidak normal, kimia yang bertugas membawa oksigen di seluruh tubuh.

Kurang Fe, asam folat, B12, dan protein.

Kemunduran proses metabolisme sel darah merah.

Cepat lelah, lesu, otot lemah, letih, pucat, kesemutan, sering pusing, mata berkunang-kunang, mengantuk, HB < 8 gr/dl.

Pria = 13 – 18 gr/dl.

Wanita = 11,5 – 16,5 gr/dl.

  1. Kurang Energi Kronis

Penurunan nafsu makan berkepanjangan è BB turun èkeriput dan kurus.

Kurang vitamin A è kekeringan selaput mata.

Kurang B1 è penebalan pembuluh darah, penyakit jantung koroner, hipertensi.

Kurang vitamin C è sariawan, perdarahan gusi.

Kurang vitamin D è penurunan densitas tulang.

Kurang vitamin E è sebagai anti oksidan.

Faktor Penyebab Kurang Gizi Pada Lansia

  1. Keterbatasan ekonomi keluarga.
  2. Penyakit kronis.
  3. Pengaruh psikologis.
  4. Hilangnya gigi.
  5. Kesalahan pola makan.
  6. Kurang pengetahuan tentang gizi dan cara pengolahan.

Status Gizi Obyektif Responden (%)

Penelitian pada 507 orang di daerah Jawa Tengah yang lain, yang juga dipilih secara acak, kurang lebih juga menunjukkan hasil yang sama. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar usia lanjut mempunyai tingkat gizi yang cukup dan baik, walaupun terdapat jumlah yang cukup dan baik, walaupun terdapat jumlah yang cukup (17,3% di kota dan 20,6% di desa) mempunyai gizi kurang.(Boedhi-Darmojo, dkk., 1991)

Bahan Makanan Yang Sehat

  1. Makanan  beraneka ragam yang cukup gizi.
  2. Mudah dikunyah dan dicerna.
  3. Protein berkualitas (susu, telur, daging, ikan).
  4. Sumber karbohidrat (roti, daging, sayuran hijau).
  5. Mengandung lemak nabati.
  6. Mengandung zat besi (hati, daging, bayam).
  7. Mengandung kalsium (ikan, sayuran).
  8. Batasi makanan yang diawetkan.
  9. Minum air putih 6 – 8 gelas sehari.

Cara Mengolah Makanan

  1. Bersihkan dalam keadaan utuh kemudian dipotong sebelum dimasak.
  2. Rebus sayur sesingkat mungkin.
  3. Bahan makanan dimasukkan / dikukus setelah air mendidih.
  4. Makanan bisa ditim / ditumis.
  5. Batasi garam dan bumbu penyedap.
  6. Pakai penyedap alamiah seperti bawang putih, seledri, kunyit, jahe.

Cara Menghidangkan Makanan

  1. Jenis sayuran diganti – ganti.
  2. Makanan disajikan secara menarik.
  3. Bila menyajikan sayuran mentah cuci sampai bersih.
  4. Kurangi minum teh, kopi, coklat.
  5. Hindari minuman yang mengandung alkohol.

Pola Hidup Yang Membantu Pencegahan Beberapa Kondisi Kronik

Kondisi Kronik

Upaya Pencegahan

Hipertensi Kurangi konsumsi garam dan kurangi kelebihan berat badan
Penyakit Jantung Koroner dan Strok Pengobatan hipertensi

Hentikan merokok

Kurangi kelebihan berat badan

Kurangi konsumsi lemak jenuh / kolesterol

Kanker Hentikan merokok

Kurangi konsumsi lemak

Kurangi konsumsi makanan pengawet garam / asap

Penyakit Paru – Paru Obstruksif Kronik Hentikan merokok
Diabetes Mellitus Turunkan kelebihan berat badan

Kurangi konsumso lemak jenuh / kolesterol

Ikuti diet DM dengan teratur

Osteoporosis Olahraga teratur

Hentikan merokok

Hindari konsumsi alcohol berlebihan

Makanan tinggi kalsium

Osteoarthritis Turunkan kelebihan berat badan
Kolelitiasis Turunkan kelebihan berat badan

Beirman EL, Hazzard WR 1994.8

Terapi Jus

1.  Hipertensi

2.  Osteoporosis

2   batang

½

½  gelas

½  gelas

1   siung

1

1

Seledri

Ketimun

Peterseli cincang

Adas cincang

Bawang merah atau 1 siung bawang putih

Apel

Jeruk atau ½ grapefruit

4

1

2   daun

3

1

2

2   cm

String bean

Wortel

Bayam

Peterseli

Pir atau 1 apel

Brussel sprout

Akar bit

3.  Diabetes Mellitus

4.  Obesitas

½  sdt

¼  gelas

¼

1

2   daun

1   siung

4

½  gelas

¼  gelas

2   batang

½  siung

Bubuk fenugreek seed

Air nanas

Melon pahit (jika ada)

Wortel

Dandelion atau 2 daun kubis

Bawang merah

String bean atau 2 brussel sprout

Adas cincang

Peterseli cincang termasuk batangnya

Seledri dengan daun pucuknya

Bawang putih (pilihan)

2   daun

2

1   siung

½  gelas

1

½

5   cm

Dandelion atau 2 daun kubis

Wortel

Bawang putih atau 5 siung bawang merah

Peterseli cincang

Lobak merah dan pucuknya

Lemon putih

Akar bit

5.  Anemia

6.  Kanker

1   batang

1

1

3

½  gelas

2   daun

½  gelas

1   sdt

Peterseli

Akar bit kecil dengan batang dan daunnya

Wortel sedang

Bayam kecil / daun silverbeet

Wheatgrass

Dandelion atau 2 daun turnip

Blackberry atau raspberry

Bubuk kelp (kombu)

2   daun

1

½

1

1   siung

½

2

3   tetes

Bayam atau 2 daun dandelion

Apel

Pepaya

Wortel

Bawang putih atau 1 siung bawang merah

Akar bit

Jamur shitake

Tingtur echinacea

7.  Penyakit Jantung

8.  Osteoarthritis

3   batang

½  gelas

1

1

1   siung

1   siung

Seledri

Berry merah atau hitam

Tomat (organik atau matang)

Grapefruit

Bawang merah

Bawang putih (pilihan)

4   batang

1

2

200 gr

Segenggam

½ sampai 1

1

Seledri

Wortel sedang

Apel sedang

Alfalfa segar

Anggur

Suing bawang putih (pilihan)

Peterseli

Kandungan Zat Gizi Dan Manfaat  Pada Tanaman

Jenis Tanaman

Kandungan Zat Gizi dan Fitokimia

Manfaat

Akar bit Vitamin : C, B, asam folat dan betakaroten.

Mineral : klorin, mangan, kalsium, zat besi, sodium, fosfor, potassium, kromium, dan magnesium.

Penyuci yang baik untuk hati, system empedu, dan kandung kemih. Bermanfaat untuk anemia kekurangan zat besi. Meningkatkan energi dan vitalitas. Mengurangi penebalan dan penyumbatan arteri (aterisklerosis).
Alfalfa Vitamin : B, C, E, K, asam folat dan betakaroten.

Mineral : magnesium, sulfur, klorin, silikon, kalsium, zat besi, zinc, sodium, potassium, dan fosfor.

Kandungan fitoestrogen tinggi.

Sumber klorofil dan asam amino yang paling baik. Klorofil memiliki pola unsur yang sama dengan hemoglobin, sehingga sangat bermanfaat untuk membentuk sel darah merah. Berguna untuk anemia. Klorofil juga bermanfaat untuk saluran pernafasan dan paru-paru. Membantu penurunan berat badan. Membantu fungsi hati. Bermanfaat untuk gejala menopause, karena mengandung fitoesterogen yang tinggi.
Anggur Vitamin : B, C, dan betakaroten.

Mineral : fosfor, zat besi, kalsium, dan potassium pectin.

Memberikan dorongan energi yang cepat. Memiliki zat laksatif dan diuretic. Membantu anemia dan gangguan darah. Mengurangi inflamasi arthritis. Mendukung fungsi kulit, ginjal, dan hati. Membantu mengurangi asam dari tubuh. Memperbaiki warna kulit.
Apel Vitamin : B dan C

Mineral : potassium, kalsium, fosfor, zat besi, silikon dan klorin.

Mengandung pectin serat yang dapat larut, yang menenangkan usus dan mengurangi konstipasi. Memperbaiki flora kolon dan mengurangi bakteri kolon dan parasit yang tidak baik. Meningkatkan pengurangan toksin melalui usus. Memperbaiki pencernaan. Apel baik untuk anak yang diare. Mengurangi batu empedu dan arthritis gout. Baik untuk gusi dan menurunkan kolesterol.

Jenis Tanaman

Kandungan Zat Gizi dan Fitokimia

Manfaat

Bawang merah dan  Bawang putih Vitamin : B dan C

Mineral : selenium, fosfor, zat besi, kromium, kalsium, magnesium, dan potassium. Mengandung sulfur organik.

Mengandung alisin, yang melawan infeksi dan mengurangi kolesterol LDL. Memberikan system kardiovaskuler yang sehat. Merupakan pembersih hati dan empedu yang baik. Antibiotik alami untuk seluruh tubuh. Menghalau parasit usus. Membantu system imun untuk melawan kanker.
Bayam Vitamin : B, C, K, kolin, inositol, asam folat dan betakaroten.

Mineral : zat besi, yodium, kalsium, fosfor, potassium dan sulfur.

Menyembuhkan dinding saluran pencernaan. Memperbaiki penglihatan. Mengurangi rasa sakit. Kolin dan inositol mempertahankan pembuluh darah yang sehat. Mendukung fungsi ginjal dan hati. Baik untuk anemia. Mengurangi perdarahan menstruasi yang berat. Mengurangi kelelahan dan konstipasi.
Berry Vitamin : C dan betakaroten.

Mineral : potassium, kalsium dan zat besi.

Tonik umum dan pembersih kulit yang baik. Laksatif dan diuretik ringan. Memperbaiki fungsi ginjal.
Blackberry Vitamin : B, C, dan betakaroten.

Mineral : kalsium, zat besi dan potassium.

Tonik umum dan pembersih darah dan kulit yang baik. Bermanfaat untuk katarak dan radang usus. Bermanfaat untuk anemia, arthritis, dan retensi cairan. Berry yang belum matang berguna untuk kram menstruasi dan perdarahan. Teh daun blackberry bermanfaat untuk menghilangkan sakit tenggorokan.
Brussel sprout Vitamin : B, C, asam folat dan betakaroten.

Mineral : potassium, fosfor, kalsium, zat besi, dan sulfur.

Mengurangi masalah insulin, sehingga bermanfaat untuk orang dengan sindrom X. Tonik yang baik dan bermanfaat untuk konstipasi, masalah hati dan obesitas.

Jenis Tanaman

Kandungan Zat Gizi dan Fitokimia

Manfaat

Fig (ara) Vitamin : B, E, C, dan betakaroten.

Mineral : kalsium, zat besi, fosfor, magnesium, dan potassium.

Ara membentuk alkalin sehingga baik untuk gout dan rematik. Bermanfaat untuk konstipasi dan emasiasi (tidak mampu menambah berat badan). Bermanfaat untuk kasus tekanan darah rendah. Kandungan gula sangat tinggi (sekitar 50%) dari buah biasa, sehingga sebaiknya dihindari oleh orang dengan masalah gula darah dan kandida.
Grapefruit Vitamin : B, E, dan betakaroten, biotin, dan inositol. Kadar vitamin C sangat tinggi.

Mineral : kalsium, zat besi, fosfor dan potassium.

Membantu pembuangan dan pelarutan kalsium yang berlebihandalam persendian. Bermanfaat untuk selesma, batu empedu, obesitas, fungsi ginjal yang kurang baik, masalah pencernaan, masalah pernafasan dan kulit.
Jeruk citrus Vitamin : kandungan vitamin C sangat tinggi. Empulur berwarna putih mengandung bioflavonoid yang tinggi.

Mineral : potassium, magnesium, sodium, kalsium, fosfor.

Meringankan membrane mukosa yang meradang. Mengurangi keparahan flu dan pilek. Antibiotic alami, dan pembersih dan anti radang. Memperkuat system imun dan mengurangi resiko kanker. Antioksidan yang tinggi dengan anti penuaan dini. Meningkatkan pembentukan kolagen dan kulit.
Kelp (kombu) Vitamin : B dan betakaroten.

Mineral : kalsium, magnesium, potassium, zat besi, fosfor, yodium, selenium, dan zinc.

Sumber mineral dan trace element yang sangat baik yang tidak dapat diperoleh pada sayuran yang biasa di makan orang barat. Kandungan mineral yang kaya dari sayuran laut ini bermanfaat untuk system saraf dan memperkuat system imun. Kandungan mineralnya yang tinggi mendorong metabolisme dan fungsi tiroid, sehingga sayuran laut merupakan bantuan yang paling baik untuk menurunkan berat badan. Bermanfaat untuk mempertahankan tulang yang kuat. Asam alginat, yang terdapat dalam rumput laut, mengikat logam beratsepertitimbal, merkuri, dan cadmium, dan meningkatkan pembuangannya dari tubuh.

Jenis Tanaman

Kandungan Zat Gizi dan Fitokimia

Manfaat

Ketimun Vitamin : B, C, dan betakaroten.

Mineral : sodium, silica, mangan, sulfur, potassium, kalsium, fosfor, klorin, dan magnesium.

Mengandung zat diuretic yangsangat baik untuk mengurangi retensi air. Efek anti radang pada saluran kemih, gusi dan kulit. Kaya akan kandungan
Kubis Vitamin : B, C, asam folat dan betakaroten.

Mineral : sangat tinggi dalam sulfur dan klorin. Juga mengandung kalsium, potassium dan yodium.

Sangat baik untuk berbagai masalah pencernaan dan usus, seperti infeksi usus, parasit, ulserasi usus, dan colitis. Tonik hati yang sangat baik. Mengurangi batu empedu dan gangguan saluran empedu. Pembersih kulit yang baik dalam kasus jerawat dan infeksi kulit.
Lemon Vitamin : C dan P (dari kandungan sitrinnya).

Mineral : potassium, magnesium, dan sedikit kalsium.

Mengurangi kecenderungan perdarahan, pembekuan darah dan tekanan darah tinggi. Jus lemon merupakan larutan yang baik untuk arthritis dan gout, karena mengurangi deposit asam dalam persendian. Pembersih paling baik untuk hati, usus dan aliran darah. Meringankan sakit tenggorokan, batuk, pilek, selesma dan asma. Mengurangi produksi lendir hidung. Hindari dalam kasus tukak lambung.
Lobak

( horseradish)

Vitamin : B dan C.

Mineral : fosfor, kalsium, sulfur dan tinggi potassium.

Melarutkan lender. Anti biotic alami dan sangat bermanfaat untuk pilek, sinusitis, tonsillitis, bronchitis, dan asma. Merangsang nafsu makan dan aliran empedu. Jumlah yang berlebih bisa membuat perut iritasi.
Nanas Vitamin : B, E, dan C.

Mineral : kalsium, sodium, fosfor, potassium, klorin dan magnesium.

Memiliki bahan anti radang, yang bermanfaat dalam arthritis. Mendukung pencernaan protein (karena mengandung enzim pencernaan seperti bromelain). Laksatif ringan dan diuretic, bermanfaat untuk bronchitis, asma, sinusitis dan selesma. Membantu penurunan berat badan.

Jenis Tanaman

Kandungan Zat Gizi dan Fitokimia

Manfaat

Melon Vitamin : B, C dan beta karoten.

Mineral : kalsium, fosfor, potassium dan zat besi.

Diuretic yang sangat baik. Bermanfaat untuk masalah ginjal dan kandung kemih. Mengurangi rematik dan kondisi kulit. Membantu penurunan berat badan.
Pepaya Vitamin : B, tinggi dalam vitamin C dan betakaroten.

Mineral : fosfor, potassium, zat besi dan kalsium.

Mengandung enzim pencernaan bernama papain, yang sangat bermanfaat untuk pencernaan. Membersihkan dan menyehatkan perut dan usus. Bermanfaat dalam kasus tukak usus. Mengurangi kecenderungan pembekuan darah.
Peterseli Vitamin : B, asam folat dan tinggi vitamin C.

Mineral : fosfor, potassium, zat besi dan kalsium.

Pembersih hati, ginjal dan aliran darah yang sangat baik. Mengurangi batu empedu dan batu ginjal. Bermanfaat untuk arthritis dan infeksi saluran kemih. Diuretic yang sangat baik. Mempertahankan pembuluh darah dan mata yang sehat.
Pir Vitamin : B dan C.

Mineral : kalsium, zat besi, fosfor, potassium, sodium dan magnesium.

Mengurangi keasaman. Bermanfaat bagi yang mengalami masalah pencernaan, irritable bowel, konstipasi dan colitis. Baik untuk orang yang tidak bisa menerima salisilat atau menderita alergi makanan.
Raspberry hitam Vitamin : B dan C.

Mineral : zat besi, potassium dan fosfor.

Mengurangi parasit usus. Meringankan kram menstrual.
Raspberry merah Yang berwarna merah juga mengandung beta karoten. Mengurangi konstipasi dan tekanan darah tinggi. Membantu penurunan berat badan. Daun raspberry baik untuk diare.

Jenis Tanaman

Kandungan Zat Gizi dan Fitokimia

Manfaat

Seledri Vitamin : B dan C.

Mineral : kalsium, zat besi, fosfor, potassium, magnesium, sodium, dan sulfur.

Mengurangi keasaman, bermanfaat dalam kasus arthritis, gout, dan keasaman lambung dan refluks. Diuretic alami, yang mengurangi retensi cairan. Menenangkan system saraf. Membantu menyeimbangkan kadar pH (keseimbangan asam basa). ,embantu penurunan berat badan. Membantu insomnia, masalah ginjal/ kandung kemih dan konstipasi.
Sprout bean Vitamin : B, C, E dan beta karoten.

Mineral : kalsium, zat besi, fosfor dan potassium.

Kecambah, kacang-kacangan, dan biji-bijian memberikan banyak protein yang mudah dicerna. Orang cina menggunakan kecambah untuk membersihkan dan mendetoksifikasi tubuh.
Tomat Vitamin : B, C dan K. karoten meliputi lycopen, yang merupakan anti kanker.

Mineral : potassium, kalsium, zat besi, fosfor dan yodium.

Penbersih hati dan empedu yang baik. Anti septic untuk mengurangi infeksi. Bermanfaat untuk tekanan darah tinggi. Bermanfaat untuk gout dan masalah ginjal/ kandung kemih. Mengandung asam nikotin, yang membantu mengurangi kolesterol. Tomat yang organic atau matang lebih baik.
Turnip Vitamin : B, C, E, dan beta karoten.

Mineral : kalsium, zat besi, fosfor, dan potassium.

Pembersih hati dan empedu yang baik. Baik untuk kasus kelenjar tyroid yang kurang aktif atau kista kelenjar tiroid (gondok multi-nodular).
Wheatgrass Vitamin : B, C, E, K, asam folat, B17, dan beta karoten.

Mineral : kalsium, zinc, potassium, fosfor, sodium, sulfur, dan kobalt.

Klorofil sangat tinggi.

Pembersih dan penghilang racun pada darah dan hati yang baik. Memperkuat system imun. Mengurangi tekanan darah tinggi dan meningkatkan kadar energi. Anti penuaan.

Jenis Tanaman

Kandungan Zat Gizi dan Fitokimia

Manfaat

Wortel Vitamin : B, C, D, E, K dan beta karoten.

Mineral : kalsium, zat besi, fosfor, kromium, magnesium, potassium, sodium, yodium, isilika, klorin dan sulfur.

Memperbaiki rabun ayam dan memberikan mata yang sehat. Baik untuk masalah kulit. Mengurangi radang membran mukosa dalam usus dan saluran pernafasan. Pembersih dan tonik hati. Menyembuhkan tukak dan radang pada lambung dan usu. Baik untuk meningkatkan vitalitas dan tenaga. Mengandung senyawa seperti insulin sehingga jumlah sedikit bisa digunakan untuk penderita diabetes dan sindrom X. Menghasilkan air susu ibu yang berkualitas tinggi dan kehamilan yang sehat. Baik untuk anak dalam masa pertumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Bierman EL, Hazzard WR. Preventive gerontology: strategies for attenuation of the chronic disease of aging. In: William R. Hazzard, Edwin L. Bierman, John P. Blas (Eds): Principles of Geriatric Medicine and Gerontology. New York: Mc Graw Hill Inc; 1994. 187-91.

Boedhi-Darmojo R. Hadi Martono. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) – Edisi ke-2. Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas, Indonesia. Jakarta: 1999.

Boedhi-Darmojo R. Hadi Martono, Suhartono T, et al. WHO SEAR-5-country study of health of the elderly in the community, Indonesia country report; principal investigators meeting, Colombo, 1991.

Cabot, Dr. Sandra. Buku Pintar Terapi Jus – yang Dapat Menyelamatkan Hidup Anda!. PT. Pustaka Delapratasa. 2005.

Killingstone, Dr. Patrick dan Dr. Margareth Cornellis. Sex and Love Guide to Teenagers – 101% untuk Remaja: Semua yang Perlu Kamu Ketahui tentang Cinta dan Seks. PT. Prestasi Pustakaraya, Jakarta: 2008.

Prof.dr. Arjatmo Tjokronegoro, Ph.D,Sp.And dan dr. Hendra Utama, SpFK. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II – Edisi ke-3. Balai Penerbit FKUI, Jakarta: 2001.

Ramali, Ahmad. Kamus Kedokteran: Arti dan Keterangan Istilah/oleh Ahmad Ramali. K. St. Pamoentjak; disempurnakan oleh Hendra T. Laksman.-cet. 25.-Jakarta: Djambatan, 2003.

Oleh: Ramadhan | September 27, 2009

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK

DISUSUN OLEH :
( AKHMAD MALIK S.A & 07.40.001)

PEMBIMBING : ERFANDI

Keperawatan Gerontik.doc

Oleh: Ramadhan | September 27, 2009

HARAPAN LANSIA TERHADAP PERHATIAN KELUARGA

Disusun Oleh:

Tati Sulastri

0704090 / 2B

Pembimbing : Erfandi S.Kep,Ners


PERTANYAAN YANG DIAJUKAN :

  1. Seandainya anda sakit apakah anak-anak anda selalu memperhatikan dan merawat anda? Bentuk perhatian seperti apa yang anda inginkan dari anak- anak anda?
  2. Sampai saat ini apakah anda ingin tetap tinggal dirumah dengan diasuh oleh anak anda atau memilih untuk tinggal di panti jompo ? apa alasannya?
  3. Bagaimanakah keharmonisan hubungan anda dengan keluarga saat ini?
  4. Seberapa besar harapan anda untuk tetap berkomunikasi dengan keluarga anda?
  5. Selain selalu ingin dihormati, dihargai dan diperhatian upaya apalagi  yang selalu anda harapkan dari keluarga ?

JAWABAN RESPONDEN :

  • Responden 1

Inisial           : Ny. P

Umur           : 61th

Sex              : P

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Pastinya dirawat dan selalu diperhatikan

Paling tidak selalu diajak berkomunikasi dan ada kepedulian merawat serta berupaya untuk berobat penyembuhan

2.     Tetap tinggal dirumah dan diasuh oleh anak

Alasannya: karena saya sangat menyayangi dan ingin dekat dengan anak- anak

3.     Hubungan keluarga baik

4.     Tentunya setiap saat bila kita saling membutuhkan

5.     Yang pasti juga dinafkahi secara lahir dan batin

  • Responden 2

Inisial           : Ny. S

Umur           : 58th

Sex              : P

Status          : Janda

Jawaban:

1.     Ya, Pinginnya makan selalu disipkan, minum obat selalu disiapkan dan yang paling penting dibawa ke dokter untuk berobat

2.     Saya memilih di panti jompo saja karena saya tidak mempunyai anak kalaupun mau ikut saudara juga takut merepoti

3.     Hubungan dengan keluarga sangat harmonis

4.     Besar harapan saya karena hidup saya sangat bergantung pada keluarga jadi sebisa mungkin komunikasi tetap baik

5.     Saya ingin saudara- saudara saya selalu bias menemani saya kapan saja jika saya membutuhkan

  • Responden 3

Inisial           : Ny.  R

Umur           : 68th

Sex              : P

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Ya, dibawa ke dokter dan pinginnya yang ngantar anak- anak

2.     Tinggal dirumah, karena kalau dirumah bias bertemu dengan anak- anak setiap harinya dan saudara yang lain yang selalu memberikan kasih sayang

3.     Baik

4.     Harap saya adalah menyempatkan waktu untuk selalu berkomunikasi agar keluarga kami tetap rukun

5.     Upaya yang saya harapkan adalah ingin selalu melihat keluarga kami rukun dan sejahtera

  • Responden 4

Inisial           : Ny. U

Umur           : 70th

Sex              : P

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Ya, saya ingin anak saya memberikan perhatiannya ke saya saat saya sakit seperti: Dia menyuruh saya minum obat jika saya lupa

2.     Saya ingin tinggal bersama anak, karena jika yang merawat anak saya sendiri akan lebih nyaman dan mendapat kasih sayang

3.     Baik

4.     Besar harapan saya untuk tetap berkomunikasi karena dengan ini kita dapat menyelesaikan masalah bersama

5.     Saya berharap keluarga saya tetap menyayangi selamanya

  • Responden 5

Inisial           : Ny. I

Umur           : 66th

Sex              : P

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Tentu, misalnya dengan membelikan obat dan tepat waktu memberikan sarapan dan minum obat yang sesuai dengan sakit yang saya derita

2.     Iya , tentunya ya dirumah diasuh anak kita itu lebih baik daripada dip anti kita jauh dari anak  kita bila kita minta sesuatu tidak sungkan

3.     Baik- baik saja itu yang diharapkan oleh kita semua

4.     Iya lebih besar daripada saat ini karena keluarga adalah sarana berkomunikasi yang dibutuhkan terutama untuk kita semua untuk membahas segala masalah apapun dengan keluarga kita lebih sempurna apapun hasilnya

5.     Disayang dan diberi bimbingan segala hal yang belum kita ketahui

  • Responden 6

Inisial           : Ny. S

Umur           : 62th

Sex              : P

Status          : Janda

Jawaban:

1.     Kadang mereka memperhatikan kadang saya ya usaha sendiri padahal saya ingin selalu diperhatikan misal kalau sakit saya diperhatikan, dibelikan obat atau ke dokter

2.     Kalau melihat kondisi dalam keluarga mungkin sya memilih untuk dip anti jompo saja Karena kalau dirumah saya juga jarang diperhatikan

3.     Sebenarnya ya banyak masalah tapi mau gimana lagi  ya saya menerima kondisi ini saja

4.     Besar sekali harapan saya untuk tetap bersama menjalin komunikasi tapi ya berhubung anak- anak saya banyak yang jauh

5.     Saya ingin keluarga saya dapat menerima keadaan saya yang sudah tua ini dan keluarga lebihmenghormati dan peduli

  • Responden 7

Inisial           : Ny. Y

Umur           : 67th

Sex              : P

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Ya, bentuk perhatian yang saya inginkan dengan mangantarkan ke dokter, mengambilkan sesuatu yang saya butuhkan

2.     Ya, karena ingin tetap berkumpul dengan anak- anak

3.     Baik- baik saja

4.     Sangat besar agar hubungan dengan keluarga tetap terjaga

5.     Bisa saling menjaga perasaan masing- masing agar tetap tumbuh rasa kasih sayang dalam keluarga

  • Responden 8

Inisial           : Tn. B

Umur           : 59th

Sex              : L

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Ya ndak mungkinlah dan harapan saya seperti halnya saya merawat anak- anak diwaktu anak- anak saya sakit

2.     Seandainya saya sakit memilih tinggal di panti jompo

Alasan saya pasti anak- anak saya kurang memperhatikan saya

3.     Harmonis

4.     Seperti halnya saya diwaktu pengantin baru keduanya saling menghormati

5.     Ya berusaha supaya keluarga tetap harmonis

Responden 9

Inisial           : Tn. J

Umur           : 66th

Sex              : L

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Iya biasanya anak- anak kalo saya sakit dibawa ke dokter dan saya ingin yang merawat anak- anak sendiri bukan cuma ibunya saja

2.     Tetap dirumah saja dengan istri saya

Alasannya karena tidak enak saja kalau jauh dari keluarga

3.     Bisa dibilang cukup harmonis

4.     Sangat besar harapan saya untuk tetap bisa bersama dengan keluarga karena kita saling membutuhkan

5.     -Saya ingin tinggal dengan anak- anak saya

-Ingin diasuh anak- anak dan selalu ingin dituruti

  • Responden 10

Inisial           : Tn. L

Umur           : 65th

Sex              : L

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Ya, bentuk perhatian yang saya inginkan anak menanyakan kepada orang tua dan berusaha untuk mencarikan obat

2.     Ya, selama anak masih bisa merawat karena dengan tinggal dipanti jompo maka hubungan dengan anak menjadi renggang

3.     Baik- baik saja

4.     Sangat besar karena tanpa komunikasi hubungan anak dengan orang tua tidak akan berjalan dengan harmonis

5.     Berusaha bisa menempatkan diri kita dimana harus bisa menjaga perasaan kita untuk tidak menimbulkan masalah yang dapat menghilangkan rasa hormat anak terhadap orang tua

  • Responden 11

Inisial           : Ny. T

Umur           : 60th

Sex              : P

Status          : Janda

Jawaban:

1.     Iya anak- anak selalu memperhatikan saya, seandainya saya sakit saya selalu dibawa ke dokter dan kalau penyakitnya parah ya ke rumah sakit untuk dirawat dan ingin diperhatikan terus

2.     Tetap tinggal di rumah saja dengan anak- anak karena kalau dengan anak- anak lebih enak dan merasa tenang

3.     Alhamdulillah, sampai saat ini hubungan kami sekeluarga baik- baik saja

4.     Sampai saya sangat tua nanti saya berharap kami dapat saling berbagi untuk memecahkan masalah meskipun saya tanpa pasangan

5.     Saya ingin anak- anak saya tetap memperhatikan dan memperdulikan saya serta menerima apapun kondisi yang saya alami

  • Responden 12

Inisial           : Ny. ST

Umur           : 61th

Sex              : P

Status          : Janda

Jawaban:

1.     Ya, ingin memperhatikan yang lebih untuk saya

2.     Ingin tinggal di rumah, karena lebih enak dan nyaman jika tingal di rumah dengan diasuh anak sendiri

3.     Sangat baik

4.     Saya ingin setiap saat selalu bisa bersama dengan anak- anak saya

5.     Saya berharap keluarga saya saling menyayangi

  • Responden 13

Inisial           : Tn.

Umur           : 60th

Sex              : L

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Ya, dibawa ke dokter dan ditungguin anak- anak

2.     Tinggal di rumah, karena kalau tinggal dengan anak hati terasa tentram, bahagia karena mereka sayang semua sama saya

3.     Baik

4.     Sebisa mungkin baik terus

5.     Anak- anak tetap rukun semua

  • Responden 14

Inisial           : Ny. D

Umur           : 66th

Sex              : P

Status          : Janda

Jawaban:

1.     Kadang, saya ingin anak- anak selalu ada saat saya sakit supaya mereka dapat membawa saya ke dokter dan merawat saya

2.     Saya tetap tinggal di rumah apalagi jika anak- anak berkumpul saya merasa senang

3.     Saat ini cukup harmonis

4.     Harapan saya, saya ingin selalu bersama- sama dengan anak- anak dan keluarga untuk selalu berkumpul dengan keluarga

5.     Saya ingin mereka selalu menyayangi saya dan selalu dapat bersama- sama

  • Responden 15

Inisial           : Ny. A

Umur           : 56th

Sex              : P

Status          : Janda

Jawaban:

1.     Ya, minta dibelikan obat dan diperiksakan ke dokter

2.     Tinggal di rumah saja, karena dengan begitu saya akan lebih mendapatkan perhatian dari anak- anak saya

3.     Cukup baik

4.     Sangat besar, karena dengan berkomunikasi kita akan merasa dekat

5.     Dirawat dengan baik sampai ajal menjemput saya

  • Responden 16

Inisial           : Tn. FB

Umur           : 60th

Sex              : L

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Iya, saya ingin dirawat dengan penuh rasa ikhlas oleh anak- anak saya karena kalo tidak ikhlas pasti saya tidak akan sembuh- sembuh

2.     Di rumah saja, karena kalo makan selalu dimasakkan yang enak- enak oleh anak saya

3.     Baik- baik saja

4.     Saya sangat berharap selalu bersama dengan keluarga saya karena kalo mereka tidak ada saya selalu kesepian

5.     Selalu mendapat kasih sayang dan selalu dirawat

  • Responden 17

Inisial           : Ny. A

Umur           : 55th

Sex              : P

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Iya, ditengok oleh anak yang rumahnya jauh, diantar ke dokter untuk berobat

2.     Di rumah, karena ingin dekat dengan anak- anak

3.     Ya harmonis, karena kami sering berrkomunikasi dengan HP bagi anak saya yang rumahnya jauh

4.     Sangat besar, karena saya peduli mereka

5.     Didampingi sampai tua

  • Responden 18

Inisial           : Ny. W

Umur           : 57th

Sex              : P

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Ya, membelikan obat yang diperlukan dan mengingatkan saat waktu minum obat

2.     Di rumah, karena saya masih bekerja di lading yang saya kerjakan

3.     Cukup harmonis, anak- anak dan cucu cukup sering berkunjung ke rumah

4.     Sangat besar, agar kami tetap selalu harmonis

5.     Dicintai dengan sepenuh hati

  • Responden 19

Inisial           : Tn. G

Umur           : 55th

Sex              : L

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Ya tentu,Anak- anak tetap menyayangi saya dan memaklumi tingkah laku saya yang sudah tua

2.     Di rumah, Karena orang- orang yang saya sayangi ada bersama saya

3.     Sangat harmonis, anggota keluarga saling menyayangi

4.     Sangat besar, karena kami tidak ingin terpisah dengan jarak

5.     Dirawat hingga akhir hayat

  • Responden 20

Inisial           : Tn. Bo

Umur           : 70th

Sex              : L

Status          : Duda

Jawaban:

1.     Jarang, mereka sibuk dengan urusan masing- masing. Bentuk perhatian yang saya inginkan yaitu mereka lebih menghargai dan menyayangi saya

2.     Di rumah, karena mereka adalah anak saya. Saya ingin tetap memperhatikan mereka

3.     Lumayan

4.     Besar, agar kami bisa lebih dekat lagi

5.     Disayangi dan dirawat oleh mereka

  • Responden 21

Inisial           : Ny. Sr

Umur           : 59th

Sex              : P

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Iya, dijengukwalaupun itu cuma sebentar, itupun sudah cukup membuat saya senang

2.     Di rumah, karena dengan tingal dip anti jompo, saya tidak akan melihat bentuk kasih sayang anak- anak saya nantinya

3.     Sangat baik

4.     Besar sekali, karena dengan begitu saya tidak merasa kesepian

5.     Disayangi dan dimengerti karena terkadang tingkah orang tua terutama seperti saya ini tekadang sudah suka lupa

  • Responden 22

Inisial           : Ny. I

Umur           : 67th

Sex              : P

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Iya tentu, saya tidak begitu mengharapkan perhatian dari mereka, akan tetapi mereka selalu mencurahkan kasih sayang mereka ketika saya sakit

2.     Tinggal di rumah, saya ingin mendapatkan kasih sayang dari anak- anak

3.     Sangat baik

4.     Sangat besar, karena dengan begitu tali silaturahmi antar keluarga akan tetap terjaga walaupun kita tinggal berjauhan

5.     Dimengerti, karena biasanya orang yang sudah tua itu tingkahnya kembali seperti anak kecil lagi

  • Responden 23

Inisial           : Ny. S

Umur           : 50th

Sex              : P

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Perhatian yang diinginkan adalah dirawat dn dilayani dengan baik dan sepenuh hati oleh anak- anak

2.     Ingin tetap tinggal di rumah dengan diasuh anak karena anak kalau merawat lebih baik dan penuh kasih sayang daripada orang lain

3.     Sehat dan bahagia selama masih terus bersama

4.     Berharap selalu terus bisa berkomunikasi dengan keluarga

5.     Disayangi dan selalu diperlakukan selayaknya oleh keluarga

  • Responden 24

Inisial           : Tn. Z

Umur           : 60th

Sex              : L

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Iya jika mereka sedang tidak sibuk dengan pekerjaan atau urusan- urusan lainnya, tapi terkadang mereka juga acuh tapi masih dalam wajar, perhatian dan kasih sayang dalam segala hal dan yang pasti mereka harus menjaga kehormatan orang tua dan keluarga

2.     Di rumah, kita tak akan merasa sendiri/ kesepian dan itu buah bakti antara anak kepada orang tua mereka

3.     Baik

4.     Besar, karena dengan komunikasi keluarga akan semakin dekat hingga tak ada lagi jarak yang akan memecah belah keharmonisan keluarga

5.     Keharmonisan dan suasana kebersamaan

  • Responden 25

Inisial           : Ny. H

Umur           : 60th

Sex              : P

Status          : Kawin

Jawaban:

1.     Dibelikan obat dan diantar ke dokter oleh anak saya

2.     Saya memilih di rumah, karena saya ingin selalu bersama anak- anak saya, apabila saya di panti jompo mungkin perhatian yang saya dapat terbatas

3.     Sangat baik

4.     Setiap ada waktu kami memanfaatkan untuk berkumpul dengan keluarga

5.     Saya ingin anak- anak saya bisa mengerti dengan keadaan saya dan mau merawat saya walaupun mereka sudah berkeluarga

KESIMPULAN :

Berdasarkan hasil kuisioner dari 25 responden diatas dengan judul “Harapan Lansia Terhadap Perhatian Keluarga” dapat disimpulkan, bahwa sebaian besar responden sangat besar harapannya untuk selalu diperhatikan oleh keluarga terutama oleh anak- anaknya. Perhatian yang paling utama adalah saat mereka dalam kondisi sakit dan lansia berharap agar keluarga dapat menerima apapun kondisi yang ada pada dirinya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah selalu membina hubungan komunikasi yang baik dengan keluarga.

HARAPAN LANSIA TERHADAP PERHATIAN KELUARGA.doc

Oleh: Ramadhan | September 27, 2009

PESAN-PESAN LANSIA UNTUK MASYARAKAT/BANGSA

Disusun Oleh :

Yudha Prasetia Anggara

NIM 07.40.100

Pembimbing Erfandi,S.Kep, Ners

PERTANYAAN :

  1. Bagaimanakah tanggapan anda tentang kesehatan lansia di Indonesia pada umumnya?
  2. Menurut anda, apakah masyarakat sudah dapat berperan aktif dalam menunjang kesehatan lansia di desa sumberrejo ini?
  3. Apakah di desa sumberrejo ini ada balai pengobatan pertama/posyandu lansia?
  4. Bagaimana pendapat anda mengenai posyandu lansia saat ini?
  5. Apakah saat ini perlu adanya pengobatan gratis bagi lansia, mengapa?
  6. Menurut Anda perlengkapan atau fasilitas apa saja saat ini diperlukan oleh lansia dalam menunjang kesehatan lansia?
  7. Perlukah diadakan penyuluhan rutin tentang kesehatan lansia,mengapa?
  8. Perlukah diadakan pemeriksaan kesehatan rutin bagi lansia?
  9. Perlukah dibentuk balai keterampilan bagi lansia guna melatih lansia agar hidup secara produktif dan mandiri?
  10. Apa pesan-pesan anda kepada pemerintahan Indonesia khususnya dalam kesehatan lansia?

JAWABAN :

Responden       : 1

Nama (Inisial)   :   St

Umur                :   68 th

Jenis Kelamin   :   Perempuan                                    Status:   Janda

  1. Kesehatan lansia di Indonesia masih belum mencapai kesehatan secara optimal
  2. belum
  3. Tidak ada
  4. Tidak berjalan
  5. Perlu, lansia banyak yang tidak punya uang
  6. Posyandu lansia
  7. Perlu
  8. Perlu
  9. Perlu
  10. Supaya memperhatikan kesehatan lansia

Responden       : 2

Nama (Inisial)   :  TT

Umur                :   59 th

Jenis Kelamin   :   Perempuan                  Status:   Kawin

  1. Sudah bagus
  2. Belum sama sekali
  3. Tidak ada, hanya posyandu untuk anak kecil
  4. Tidak ada, ya gak tahu mas
  5. Perlu, lansia kan sudah jarang yang bekerja jadi ya gak pulang.
  6. Pengukur darah
  7. Perlu sekali
  8. iya
  9. perlu
  10. Semoga dapat memberi tunjangan uang saja

Responden       :   3

Nama (Inisial)   :   MT

Umur                :   61 th

Jenis Kelamin   :   Laki-laki                             Status:   Duda

  1. Tidak tahu
  2. Tidak ada
  3. Tidak ada,
  4. Tidak ada
  5. Perlu
  6. Tekanan darah
  7. Perlu
  8. iya
  9. perlu
  10. Supaya tidak ada peperangan

Responden       :   4

Nama (Inisial)   :   SM

Umur                :   57 th

Jenis Kelamin   :   Laki-laki                             Status: kawin

  1. Bagus
  2. Tidak ada itu
  3. Tidak ada
  4. Tidak ada
  5. Perlu
  6. tensi
  7. Perlu
  8. Perlu sekali mas
  9. perlu
  10. Dibangun posyandu lansia

Responden       :   5

Nama (Inisial)   :   SKR

Umur                :   53 th

Jenis Kelamin   :   Laki-laki                             Status: Kawin

  1. Tidak tahu
  2. Belum
  3. Tidak ada
  4. Tidak ada
  5. Perlu
  6. Posyandu lansia
  7. Tidak perlu, membuang waktu (ngantuk MAS)
  8. Perlu
  9. Tidak perlu, capek mas sudah tua
  10. Tidak ada

Responden       :   6

Nama (Inisial)   :   RN

Umur                :   72 th

Jenis Kelamin   :   Perempuan                        Status: Janda

  1. Tidak ngerti mas
  2. Belum ada yang bisa
  3. Tidak ada
  4. Tidak ada
  5. Perlu, karena kalau ada posyandu kan bisa check rutin
  6. Kursi roda
  7. Perlu , supaya tahu tentang penyakit orang sepuh kyak saya ini mas
  8. Perlu sekali mas
  9. Tidak perlu mas, waktunya dibuat olah raga saja
  10. Semoga pemerintah dapat menyalurkan dana untuk membangun posyandu lansia

Responden       :   7

Nama (Inisial)   :   BG

Umur                :   68 th

Jenis Kelamin   :   Laki-laki                             Status: Kawin

  1. Tidak tahu saya mas
  2. Tidak
  3. Tidak ada
  4. Tidak ada posyandu
  5. Sangat perlu
  6. Alat ukur darah mas
  7. Tidak perlu (buang-buang waktu)
  8. Perlu sekali mas
  9. Perlu, supaya dapat sedikit membantu ekonpomi keluarga
  10. Dapat memberi sumbangan untuk kesehatan mas

Responden       :   8

Nama (Inisial)   :   TN

Umur                :   57 th

Jenis Kelamin   :   perempuan                    Status: kawin

  1. Bagus
  2. Tidak ada itu
  3. Tidak ada
  4. Tidak ada
  5. Perlu, supaya sehat
  6. Pemberian obat gratis
  7. Tidak perlu, gak penting mas
  8. Perlu sekali mas
  9. Tidak perlu, sudah tua
  10. Diberikan periksa dan obat gratis

Responden       :  9

Nama (Inisial)   :   YT

Umur                :   75 th

Jenis Kelamin   :   Laki-laki                             Status: Duda

  1. Tidak tahu
  2. Kurang paham  tentang itu
  3. Tidak ada, adanya cuma posyandu balita
  4. Tidak ada
  5. Perlu, banyak orang tua yang tidak punya uang
  6. Pelayanan pijat gratis soalnya sering pegal-pegal
  7. Tidak perlu
  8. Perlu sekali mas
  9. Perlu
  10. Dibangun posyandu lansia

Responden       :   10

Nama (Inisial)   :   PN

Umur                :   70 th

Jenis Kelamin   :   Perempuan                       Status: Janda

  1. Bagus
  2. Tidak kelihatan peran sertanya
  3. Tidak ngerti mas
  4. Tidak ada
  5. Perlu
  6. Tongkat buat berjalan
  7. Perlu
  8. Perlu, tapi tidak ada tempatnya mas
  9. Ya perlu, asalkan gratis lee…
  10. Perawatan gratis bagi orang tua

Responden       :   11

Nama (Inisial)   :   BD

Umur                :   69 th

Jenis Kelamin   :   Laki-laki                              Status: Kawin

  1. Baik
  2. Waduh… tidak tahu mas
  3. Tidak ada
  4. Tidak ada mas
  5. Perlu sekali, soalnya banyak lansia yang tidak mampu
  6. Ukuran tekanan darah
  7. Perlu sekali mas
  8. Perlu, mungkin tempat di desa mas
  9. Iya
  10. Supaya pemerintah dapat memberikan tunjangan kepada lansia yang tidak mampu

Responden       :   12

Nama (Inisial)   :   SS

Umur                :   55 th

Jenis Kelamin   :   Laki-laki                             Status: Kawin

  1. Tidak mengerti saya
  2. Tidak tahu
  3. Tidak ngerti mas
  4. Mungkin bagus kalau di adakan pembangunan soalnya tidak ada posyandunya
  5. Perlu sekali
  6. Alat pengukur darah sangat perlu
  7. Perlu, untuk menambah pengetahuan
  8. Perlu
  9. Ya perlu, asalkan tanpa biaya sepeser pun
  10. Pembangunan tempat-tempat pelayanan kesehatan mohon diperhatikan

Responden       :   13

Nama (Inisial)   :   ED

Umur                :   58 th

Jenis Kelamin   :   perempuan                      Status: Kawin

  1. Sudah cukup baik
  2. Belum ada
  3. Tidak ada
  4. Tidak tahu, tidak ada posyandu lansia
  5. Perlu sekali
  6. Alat kesehatan
  7. Perlu, terutama yang berhubungan dengan gizi bagi lansia
  8. Perlu
  9. Ya perlu, penting sekali itu mas
  10. Agar diakan khitan massal bagi cucu-cucu para lansia

Responden       :   14

Nama (Inisial)   :   SG

Umur                :   55 th

Jenis Kelamin   :   Laki-laki                             Status: Kawin

  1. Kelihatannya sudah lumayan bagusnya
  2. Kayaknya belum ada
  3. Belum ada
  4. Tidak tahu, disini tidak ada posyandu lansia
  5. Sebenarnya perlu sekali karena untuk menunjang kesehatan para lansia
  6. Mungkin pengukur darah ya
  7. Perlu, terutama yang berhubungan dengan cara menjaga kesehatan biar gak sakit gitu
  8. Perlu sekali
  9. perlu
  10. Pemerintah supaya jangan memikirkan politik saja, mohon kesehatan orang tua diperhatikan

Responden       :   15

Nama (Inisial)   :   DD

Umur                :   64 th

Jenis Kelamin   :   Laki-laki                             Status: Duda

  1. Kurang baik
  2. Sepertinya tidak ada masihan
  3. Tidak ada
  4. Tidak ada posyandu lansia
  5. Sangat perlu
  6. Mungkin pemberian vitamin atau pengobatan pertama begitu
  7. Perlu,
  8. Perlu
  9. Tidak perlu, buang-buang waktu mas, capek
  10. Supaya pemerintah lebih waspada  terhadap teroris

Responden       :   16

Nama (Inisial)   :   LM

Umur                :   59 th

Jenis Kelamin   :   perempuan                Status: Kawin

  1. Kurang tahu saya
  2. Disini tidak ada yang berperan aktif dalam kesehatan ya pak mantri itu mas
  3. Tidak ada, hanya posyandu balita
  4. Tidak tahu, tidak ada posyandu lansia
  5. Perlu sekali
  6. Mungkin pengukur darah itu
  7. Perlu, terutama yang berhubungan kesehatan lansia
  8. Perlu, tiap 2 minggu sekali
  9. Ya perlu, penting sekali itu mas
  10. Semoga pemerintah cepat menyelesaikan konflik terhadap malaysia

Responden       :   17

Nama (Inisial)   :   SL

Umur                :   49 th

Jenis Kelamin   :   Laki-laki                             Status: Kawin

  1. Sudah cukup merata ya, diseluruh daerah sudah ada pelayanan kesehatan
  2. Wah kalau disini tidak ada
  3. Belum ada
  4. Tidak ada posyandu lansia
  5. Perlu sekali itu
  6. Pengukur tekanan darah, sangat penting itu mas
  7. Perlu, terutama yang berhubungan makanan yang boleh di makan dan tidak berbahaya bagi lansia
  8. Perlu
  9. Perlu, supaya lansia tidak nganggur
  10. Lebih perhatian kepada kaum yang tua

Responden       :   18

Nama (Inisial)   :   AT

Umur                :   61 th

Jenis Kelamin   :   Perempuan                  Status: Kawin

  1. Sudah bagus
  2. Belum ada yang berperan aktif
  3. Tidak ada, ya semoga saja segera dibentuk
  4. Tidak ada, jadi tidak tahu
  5. Sangat perlu
  6. Tongkat diberikan secara Cuma-cuma
  7. Perlu tentang makanan yang bergizi
  8. Perlu mungkin tiap 1 bulan sekali
  9. Ya perlu, biar orang tua ada kegiatan
  10. Supaya memberikan kuliah gratis

Responden       :   19

Nama (Inisial)   :   TY

Umur                :   62 th

Jenis Kelamin   :   Laki-laki                             Status: Kawin

  1. Sudah cukup baik
  2. Kurang sekali mas, tidak terlihat masyarakat yang berperan aktif
  3. Tidak ada, hanya posyandu balita, tempatnya di rumah mb. Lilik RT 13
  4. Tidak tahu, wong disini tidak ada posyandu lansia itu kok
  5. Perlu
  6. Tensi meter (yang buat dilengan itu lho mas)
  7. Perlu
  8. Perlu
  9. Ya perlu, itung-itung dibuat tambahan penghasilan
  10. Memberikan tunjangan uang bagi orang yang tidak mampu

Responden       :   20

Nama (Inisial)   :   LL

Umur                :   63 th

Jenis Kelamin   :   Perempuan                       Status: Kawin

  1. Tidak paham saya mas
  2. Oh ya sudah seperti mengantar orang sakit ke rumah sakit
  3. Tidak ada
  4. Tidak tahu
  5. Perlu
  6. Ya pengobatan gratis mas yudha
  7. Perlu sekali
  8. Perlu, tiap 1 minggu sekali
  9. Tidak perlu, lansia hanya butuh istirahat dan olah raga
  10. Selalu menjaga nama baik di Mancanegara

Responden       :   21

Nama (Inisial)   :   MR

Umur                :   59 th

Jenis Kelamin   :   Laki-laki                             Status: Kawin

  1. Umumnya sudah lumayan
  2. Masih belum tampak peran sertanya
  3. Tidak ada
  4. Tidak tahu, tidak ada posyandu lansia
  5. Sangat perlu
  6. Tensi meter
  7. Perlu sekali, supaya dapat menambah pengetahuan
  8. Perlu mas
  9. Ya perlu
  10. Semoga dapat membantu rakyat miskin

Responden       :   22

Nama (Inisial)   :   MS

Umur                :   63 th

Jenis Kelamin   :   Laki-laki                       Status: Duda

  1. Kurang tahu
  2. Kurang tahu ya
  3. Tidak ada
  4. Tidak ada mas
  5. Perlu
  6. Tongkat buat berjalan
  7. Perlu biar sehat
  8. Perlu
  9. Tidak perlu, karena lansia malas-malas kalu buat ketrampilan
  10. Supaya kasih pesangon kepada lansia

Responden       :   25

Nama (Inisial)   :   ST

Umur                :   50 th

Jenis Kelamin   :   perempuan                            Status: Janda

  1. InsyaAllah Sudah sangat baik
  2. Sudah banyak peran serta masyarakat sumberrejo yang berperan aktif dalam kesehatan lansia.
  3. Masih belum ada
  4. Tidak tahu
  5. Perlu, karena anak-anak lansia sudah banyak yang kerja jauh dari kampung dan dengan adanya pengobatan gratis, sangat membantu sekali
  6. Mungkin tensi yang yang diletakkan dilengan itu ya
  7. Sangat perlu untuk dapat menjaga diri para lansia
  8. Perlu mungkin tiap ada pertemuan rutin di desa
  9. Perlu mas, supaya lansia tidak memikirkan yang tidak perlu, supaya ada kesibukan
  10. Dapat menambah pelayanan kesehatan di desa-desa seperti posyandu lansia

Responden       :   24

Nama (Inisial)   :   SS

Umur                :   53 th

Jenis Kelamin   :   perempuan                        Status: Kawin

  1. Kurang begitu mengerti
  2. Ya sudah ada
  3. Tidak ada
  4. Belum tahu
  5. Perlu mas
  6. Kursi roda
  7. Perlu mas
  8. Perlu mengkin setiap ada PKK RT
  9. Ya perlu supaya lansia ada kesibukan
  10. Supaya dapat mendirikan RS di tempat terpencil

Responden       :   21

Nama (Inisial)   :   MR

Umur                :   59 th

Jenis Kelamin   :   Laki-laki                             Status: Kawin

  1. Umumnya sudah lumayan
  2. Masih belum tampak peran sertanya
  3. Tidak ada
  4. Tidak tahu, tidak ada posyandu lansia
  5. Sangat perlu
  6. Tensi meter
  7. Perlu sekali, supaya dapat menambah pengetahuan
  8. Perlu mas
  9. Ya perlu
  10. Semoga dapat membantu rakyat miskin
Oleh: Ramadhan | September 27, 2009

Gizi pada Lansia

Tugas Pak Erfandy.doc

Oleh: Ramadhan | September 26, 2009

masalah legal yang berpengaruh pada lansia

masalah legal yang berpengaruh pada lansia.doc

Oleh: Ramadhan | September 26, 2009

PROSES MENUA PADA SISTEM GASTRO

DISUSUN OLEH :

FEBY SEKARRINI 3B/07.066

PEMBIMBING :

ERFANDI

PROSES MENUA PADA

SISTEM GASTRO – INTESTINAL

Dibidang gastro-intestinal, pad populasi usia lanjut sebenarnya tidak ada kelainan yang sangat khas. Walaupun terdapat perubahan seluler stukturalseperti organ lainnya, fungsi system gastro-intestinal pada umumnya dapat dipertahankan sebagaimana manusia sehat. Gangguan fungsi biasanya terjadi apabila terdapat proses patologis pada organ tertentu, atau bilamana terjadi stress lain yang memperberat beban dari organ yang sudah mulai menurun fungsi dan anatomiknya.

Proses menua saluran cerna :

  1. Rongga mulut

Gigi mulai banyak yang tanggal, disamping itu juga terjadi kerusakan gusi karena proses degenerasi. Kedua hal ini sangat mempengaruhi proses mastikasi makanan. Lansia mulai sukar, kemudian lama kelamaan malas, untuk makan makanan berkonsistensi keras.

  1. Faring dan Esofagus

Banyak lansia sudah mengalami lelemahan otot polos sehingga proses menelan sering sukar. Kelemahan otot esofagus sering menyebabkan proses patologis yang disebut hernia hiatus.

  1. Lambung

Terjadi atropi mukosa. Atropi dari sel kelenjar, sel pariental dan sel chief akan menyebabkan sekresi asam lambung,pepsin dan faktor intrinsik berkurang. Ukuran lambung pada lansia menjadi lebih kecil, sehingga daya tamping makanan menjadi berkurang. Proses perubahan protein menjadi pepton terganggu karena sekresi asam lambung berkurang rangsang lapar juga berkurang.

  1. Usus halus

Mukosa usus halus juga mengalami atropi, sehingga luas permukaan berkurang, sehingga jumlah viili berkurang dan selanjutnya juga menurunkan proses absorbsi. Didaerah duodenum enzim yang dihasilkan oleh pancreas dan empedu juga menurun, sehingga metabolism karbohidrat,protein dan lemak menjadi tidak sebaik sewaktu muda. Keadaan ini sering menyebabkan gangguan yang disebut sebagai : maldigesti dan mal absorsi.

  1. Pankreas

Produksi enzim amylase,tripsin dan lipase akan menurun sehingga kasitas metabolisme karbohidrat, protein dan lemak juga akan menurun. Pada lansia sering terjadi pankreatitis yang dihubungkan dengan batu empedu. Batu empedu yang menyumbat ampula Vateri akan menyebabkan oto-digesti parenkim pankreas oleh enzim elastasedan fosfolipase-A yang diaktifkan oleh tripsin dan/atau asam empedu.

  1. Hati

Hati berfungsi sangat penting dalam proses metabolism karbohidrat, protein, dan lemak. Disamping juga memegang peranan besar dalam proses detoksifikasi, sirkulasi, penyimpanan vitamin, konjugasi bilirubin dsb. Dengan meningkatnya usia, secara histologik dan anatomik akan terjadi terjadi perubahan akibat atrofi sebagian besar sel, berubah bentuk menjadi jaringan fibrous dan dapat menyebabkan penurunan fungsi hati.

  1. Usus besar dan rectum

Pada usus besar kelokan pembuluh darah meningkat sehingga motilitas kolon berkurang, ini akan menyebabkan absorbs air dan elektrolit meningkat (pada kolon sudah tidak terjadi absorbsi makanan), feses menjadi lebih keras sehingga keluhan sulit buang air merupakan keluhan yang sering didapat pada lansia.

Imunitas Gastro-intestinal Pada Usia Lanjut

Sistem imun pada traktus gastro-intestinal merupakan salah satu alat pertahanan primer tubuh manusia terhadap faktor lingkungan yang masuk melalui mulut. Faktor penting yang sangat berpengaruh pada system imunitas terhadap infeksi pada orang tua adalah nutrisi. Walaupun masih masih memerlukan penelitian yang lebih luas, pada umumnya disepakati bahwa nutrisi yang kurang baik akan menyebabkan penderita lebih rentan terhadap infeksi. Kontroversi yang samp[ai sekarang masih terjadi adalah tentang mekanisme terjadinya imunosenesens (Arans, and Ferguson,1992). Imunosenesens adalah perubahan gradual pada system imun yang terjadi pada individu yang telah mencapai kematangan seksual. Perubahan itu berhubungan erat dengan proses invilusi dan atropi kelenjar timus (Busby, and Caranasos, 1985).

GANGGUAN DAN PENYAKIT PADA SALURAN CERNA

  1. Esofagus

Berbagai penyakit esofagus pada usia lanjut serupa dengan yang terjadi pada usia muda. Sebagai tambahan kelainan akibat proses degeneratife yang berhubungan dengan lajutnya usia dapat mempengaruhi motilitas esophagus. Disamping itu, proses keganasan didaerah ini juga lebih banyak didapat pada lanjut usia disbanding pada dewasa muda (Ruben et al, 1996).

  1. Gangguan Motilitas
  1. Disfagia orofaringeal

Penyakit yang mempengaruhi hipofarings dan esophagus bagian atas mengakibatkan ketidak mampuan untuk mengawali proses menelan, dan oleh karenanya juga bolus tidak sampai ke esophagus. Akibat keadaan ini, komplikasi sering terjadi adalah impaksi bolus berulang, aspirasi dan regurgitasi nasal. Pada lanjut usia penyebab penyakt ini adalah gangguan motilitas primer (disfungsi kriko-faringeal, penyakit neurologic sentral atau berbagai gangguan metabolik, terutama diabetes mellitus dan disfungsi tiroid).

  1. Disfagia esofangeal

Gangguan motilitas dan obstruksi intrinsic dapat terjadi kesulitan atau parase makanan tidak lengkapmelalui esophagus. Penyebab gangguan motolitas terutama adalah akalasia, kelainan esophagus spastic dan beberapa penyakit jaringan ikat. Disfagia tipe ini pada lansia juga bisa disebabkan adanya kompresi mekanik oleh degenerasi aorta (disfagia aortika), pembesaran atrium kiri, anuerisme toraks atau mediastinal setelah proses bedah toraks.

  1. Penyakit refluks gastro-esofangeal (GERD = gastro esofangeal ruflux disease)

Penyakit yang umum disemua golongan umur, tetapi insidensi mencapai puncak pada usia 60-70 tahun. Terjadi akibat refluks isi lambung ke esophagus. Penyebabnya antara lain adalah inkompetensi sfingter esophagus bawah, relaksasi sfingter sepintas dan terkomprominya mekanisme anti refluks yang lain (misalnya karena adanya kompresi ekstinsik sfingter esophagus bawah oleh diafragma krural, lokasi sfingter, intergritas ligamentum frenoesofangeal, bersihan asm di esophagus). Gejala, tanda dan komplikasi GERD pada populasi lansia rasa panas di ulu hati, regurgitasi asam, disfagia dan nyeri dada merupakan gejala yang sering dikeluhkan.

  1. Hernia hiatus

Hernia hiatus meningkat prevalensinya dengan meningkatnya usia, menjadi sekitar 60-90% pada usia 70 tahun. Walaupun mungkin asimtomatik, seringkali menimbulkan gejala-gejala refluks, disfagia, hemorhagia akibat ulserasi peptic pada esophagus da volvulus lambung (pada penderita dimana seluruh lambung hernia ke rongga toraks).

  1. Divertikula

Divertikula yang paling sering didapati di esophagus biasanya terletak di atas sfingter esophagus atas (divertikula Zenker), dibagian tengah esophagus (divertikula karena tarikan) atau lebih tepatnya diatas sfingter bawah (divertikula epifrenik). Sering di diagnosis setelah usia dewasa, diakibatkan oleh gangguan motorik. Divertikula Zenker sering dihubungkan dengan disfungsi kriko-faringeal, biasanya diawali dengan gejala disfagia sepintas. Bila divertikula membesar gejala regurgitasi, aspirasi dan massa di leher yang nampak jelas dan makin nyata. Divertikula esophagus dibagian tengah lebih sering asimtomatik, sedangkan divertikula epifrenik mungkin juga memberi gejala disfagia dan regurgitasi.

  1. Lambung

Walaupun jenis penyakit dan gangguan lambung pada populasi lansia dan dewasa muda serupa, akan tetapi penampilan dan penyebab penyakit dan gangguan tersebut seringkali berbeda. Hal ini karena adanya perubahan fisiologik dan berbagai penyakit ko-morbid yang sering terdapat pada usia lanjut. Tampilan penyakit dan gangguan lambung pada usia lanjut termasuk penyakit peptic sering tidak khas.

  1. Gangguan motilitas gastro-intestinal primer

Gangguan motilitas gastro-intestinal primer adalah gangguan yang tidak berhubungan dengan penyakit tertentu. Tampilan klinik, patofisiologi dan pengobatannya bervariasi. Gastro-paresis idiopatik dan dyspepsia fungsional bisa terjadi pada lanjut usia.

  1. Gangguan motilitas gastro-intestiunal sekunder

Berbagai penyebab yang sering terjadi pada populasi usia lanjut, antara lain gangguan neuro-muskuler, gangguan vaskuler-kolagen dan obat-obatan, dapat menyebabkan gangguan motilitas gastro-intestinal. Disamping itu, gastro-paresis juga bisa diakibatkan tindakan bedah di saluran cerna yang merubah anatomi dan mempengaruhi mekanisme yang mengontrol motilitas. Neuropati diabetik merupakan kelainan yang umum yang mempengaruhi inervasi saluran cerna dan mempengaruhi motilitas. Kelainan degenarif susunan syaraf otonom pada usia lanjut misalnya sindroma Shy-Drager dan hipotensi ortostatik idiopatik bias mengakibatkan komplikasi gastroparesis.

  1. Ulkus Peptikum

Ulkus peptikum dapat terjadi di esophagus, lambung, dan duodenum. Sekitar 1/3 penderita dengan ulkus duodenum berusia diatas 60 tahun. Walaupun kadar asam lambung pada lansia sudah menurun, insidensiulkus lambung masih lebih banyak dibanding diulkus duodenum. Pria lebih banyak dibandingkan wanita (pada usia muda perbandingan wanita : pria=5-10:1). Walaupun gejala pada banyak penderita lanjut usia mirip dengan yang terdapat pada usia muda, sebagian lainnya memberikan gejala tak spesifik, antara lain penurunan berat badan, mual dengan rasa tak enak diperut. Tingkat komplikasi pada lanjut usai lebih tinggi, pada saat ini 50% perforasi terjadi pada mereka yang berusia diatas 70 tahun. Pada beberapa penderita, perforasi yang terjadi tidak memberikan gejala khas (silent).

  1. Gastritis

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopatologikdapat dibuktikan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi beberapa bentuk, atas dasar :

  1. Manifestasi klinik
  2. Gambaran histology yang khas pada gastritis
  3. Distribusi anatomic
  4. Kemungkinan pathogenesis gastritis

Insidensi gastritis meningkat dengan lanjutnya usia. Gastritis atrofikans merupakan penyebab tersering terjadinya hipo atau akhlorhidia. Gastritis akut sering diakibatkan oleh konsumsi alcohol, obat-obatan (terutama anti inflamasi non steroid) dan toksin stafilokokus. Jenis superfisial ditandai dengan adanya inflamasi, edema dan produksi mucus yang berlebihan. Pada usia lanjut sering kali asimtomatik atau dianggap sebagai akibat normal proses menua. Pada jenis hiportrofikans secara endoskopik terlihat adanya pembenhkakan mukosa sehingga berbentuk seperti spons, disertai disana-sini adanya ulserasi dan erosi.

  1. Gastritis Kronik

Disebut gastritis kronis bila infiltrasi sel radang seperti disebutkan diatas yang terjadi pada lamina propia, daerah epithelial atau pada kedua daerah tersebut terutma terdiri atas limfosit dan sel plasma. Kehadiran ghranulosit netrofil pada daerah tersebut menandakan peningkatan aktivitas gastritis kronik.

  1. Gangguan Pada Hati
  1. Hepatitis kronik aktif
  2. Sirosis bilier primer
  3. Sirosis
  1. Penyakit Empedu
  1. Batu empedu
  2. Karsinoma kandung empedu
  3. Karsinoma saluran empedu (kolangiokarsinoma)
  1. Penyakit Pada Pankreas
  1. Pankreatitis akut
  2. Pankreatitis kronik
  3. Karsinoma pancreas
  1. Penyakit Usus Besar dan Usus Kecil
  1. Malabsorbsi
  2. Gangguan motilitas usus halus
  3. Iskemia mesentrik
  4. Penyakit Crohn
  5. Penyakit davertikuler
  6. Kolitis pseudomembranosa
  7. Kolitis ulserativa
  8. Karsinoma kolon dan rectum

KESIMPULAN

Proses menua membawa banyak perubahan pada lanjut usia. Pada system gastro-intestinal, mulai gigi geligi sampai ke kolon/rectum. Walaupun demikian, proses menua tidak berarti terjadinya gangguan gastro-intestinal. Adanya gangguan system gastro-intestinal harus menyebabkan pertma-tama pemikiran kearah adanya proses patologis. Asesmen geriatric yang baik biasanya akan menemukan proses penyakit yang mendasari, yang mungkin diperberat oleh gangguan fisiologik dan anatomic akibat proses menua. Oleh karena gangguan pada system gastro-intestinal sering kali menyebabkan gangguan nutrisi yang kemudian secara berantai menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, maka asesmen yang teliti dan tindakan penatalaksanaan yang baik diperlukan agar penderita usia lanjut dapat melanjutkan kehidupannya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, R Boedhi & H Hadi Martono.1999. BUKU AJAR GERIATRI (ILMU KESEHATAN USIA LANJUT) EDISI KE 2. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Nugroho,SKM.Wahjudi. 1995. PERAWATAN LANJUT USIA. Jakarta : EGC
PROSES MENUA PADA SISTEM GASTRO.docx

Oleh: Ramadhan | September 24, 2009

penuaan pada sistem reproduksi

PENUAAN SISTEM REPRODUKSI

Saat ini banyak dipergunakan obat-obatan untuk memperlambat proses penuaan, menopause ataupun andropause berupa suplemen. Suplemen makanan biasanya yang banyak mengandung antioksidan, vitamin, dan mineral. Namun, yang paling populer saat ini adalah penggunaan hormon.
Perempuan memang suatu hari nanti akan mengalami menopause, pria pun akan mengalami andropause.
Menopause pada wanita dan andropause pada pria mempunyai banyak kemiripan dalam keluhan dan gejala, namun juga ada perbedaan tertentu dari sindrom kedua jenis penuaan tersebut. Secara umum pada keduanya terjadi proses menua yang mengakibatkan kerusakan atau menuanya kelenjar-kelenjar dan organ tubuh, termasuk kelenjar yang menghasilkan hormon yang memengaruhi penampilan tubuh pada umumnya. Gejala-gejala dan keluhan yang mirip andropause dan menopause adalah:

1. Dalam bidang psikomotorik (psikologis dan alat gerak) sering dirasakan pada kedua golongan tersebut adalah adanya rasa lelah, penurunan kemampuan kerja, sering mengantuk, mudah lupa, sering mengalami kesedihan yang tidak tahu penyebabnya, rasa cemas, dan ganguan-ganguan persendian otot pergerakan.
2. Dalam bidang fungsi seksual, umumnya terjadi penurunan libido. Meski begitu, ada yang tidak menurun bahkan meningkat pada fase tersebut di atas.
3. Perubahan sistem pancaindra antara lain ketajaman penglihatan menurun, pendengaran berkurang, daya penciuman juga mungkin berkurang.
4. Perubahan organ-organ lain. Anda harus waspada jika terdapat kelainan dalam metabolisme, ini berkaitan dengan fungsi hati. Perhatikan juga fungsi jantung, kepadatan tulang, serta perubahan kulit khususnya dalam disposisi lemak dan kelenturannya. Otot tubuh pun mengecil umumnya dan berkurang kekuatannya. Waspadailah kegemukan karena umumnya obesitas banyak mengundang penyakit, terutama menyangkut jantung pembuluh darah.
Selain gejala-gejala tersebut, terdapat faktor-faktor yang mempercepat proses penuaan pada pria maupun wanita yaitu:

1. Faktor genetik, artinya turunan dari orang tua.
2. Faktor lingkungan luar tubuh maupun dalam tubuh.
3. Faktor psikis, terutama sekali stres yang berkelanjutan sangat berperan dalam proses menopause dan andropause.
4. Faktor hormonal yang terkait dengan sistem reproduksi, misalnya dapat mengalami gangguan fungsi reproduksi pada usia yang relatif lebih muda.
Memperlambat penuaan
Berkaitan dengan gejala-gejala dan keluhan tersebut, saat ini muncul keilmuan mengenai masalah penuaan dengan prinsip healthy and active in aging (sehat dan aktif dalam masa penuaan). Selain itu, juga berprinsip pada panjang usia namun tetap memiliki kualitas hidup.
Upaya-upaya memperlambat penuaan yang secara tidak langsung memperlambat menopause dan andropause tersebut umumnya dilakukan dengan:
1. Mengubah, mengurangi, dan memodifikasi faktor-faktor penuaan. Biasanya harus dilakukan bersama-sama dengan lingkungan keluarga yang mendukung upaya tersebut, di antaranya:
a. Menjaga faktor lingkungan luar yang relatif sehat. Dalam arti tidak banyak mengandung kotoran/polutan yang dapat bersifat meracuni sel tubuh, dalam waktu singkat maupun menahun. Udara yang bersih, air, suara bising yang terus-menerus akan mempercepat proses penuaan sel. Bahkan ada teori yang mengatakan kebisingan juga berpengaruh pada proses kesuburan/fertilitas seorang wanita.
b. Menurunkan atau mengurangi stres. Stres psikologis dan stres fisik dapat memacu terjadinya percepatan kematian sel tubuh yang terencana.
c. Diet yang tepat. Berhenti makan sebelum kenyang seperti yang dianjurkan Nabi Muhammad saw bisa dilakukan. Selain itu, ada yang menganjurkan makan dengan menggunakan piring berdiameter 23 cm yang dibagi dua sama besar, setengah piring untuk sayur dan buah, setengah piring lagi dibagi dua, masing-masing seperempat piring untuk protein (ikan, daging, telur, dsb.), dan seperempat lagi untuk hidrat arang (nasi, kentang, roti). Pembatasan kalori ini sebaiknya dilakukan sejak usia muda, namun pada usia setengah baya pun masih ada manfaatnya.
d. Faktor lain adalah menjaga kebugaran jasmani melalui olah raga, khususnya aerobik yang berkala di samping waktu tidur yang cukup.
Penggunaan obat-obatan
Saat ini banyak dipergunakan obat-obatan untuk memperlambat proses penuaan, menopause ataupun andropause berupa suplemen. Suplemen makanan biasanya yang banyak mengandung antioksidan, vitamin, dan mineral. Namun, yang paling populer saat ini adalah penggunaan hormon. Bahkan, yang ekstrem melalui operasi plastik ataupun sisipan-sisipan zat tertentu ke dalam tubuh. Dewasa ini, cara yang banyak digunakan oleh pria maupun wanita adalah penggunaan jenis hormon tertentu. Meskipun begitu, tetap harus disertai komponen-komponen yang berperan terhadap perlambatan penuaan.
Hormon yang banyak digunakan untuk wanita umumnya hormon pertumbuhan dan/atau hormon dari indung telur. Penggunaan hormon seks steroid pada wanita pada masa menjelang menopause ini harus melalui persyaratan tertentu, baik dari hasil wawancara (anamnesa riwayat) maupun penelitian laboratorium dan penunjang lainnya yang cukup kompleks. Tanpa indikasi yang tepat, takaran dan jenis hormon yang tepat pula, alih-alih penampilan menjadi lebih muda malah mendapatkan derita sakit yang dapat berakhir dengan kematian. Selama penggunaan hormon ini perlu pemantauan yang teratur. Lama pemberiannya sampai saat ini masih silang pendapat, antara 2-5 tahun dan dievaluasi ulang.
Sedangkan pada kaum pria, upaya memperlambat atau peremajaan dengan menggunakan hormon, tujuannya selain untuk kebugaran, penampilan, juga untuk memperbaiki terjadinya disfungsi ereksi.
Jenis hormon yang dipergunakan antara lain hormon DHEA (Dihidro Epi Androsterone) yang dapat memberi efek konversi menjadi testosteron, menghilangkan lesu, meningkatkan kualitas hidup. Hormon lainnya melatonin dan hormon estrogen, dalam jumlah yang relatif rendah, demikian pula dengan penggunaan hormon pertumbuhan (growth hormone).
Yang paling populer saat ini adalah penggunaan hormon testosteron. Pada penggunaan hormon ini harus dipenuhi dahulu pemeriksaan fungsi hati, ginjal, dan prostat. Masalahnya, pada usia di atas 60 tahun — juga bisa pada usia yang lebih rendah — kadar testosteron menurun sampai 39%. Hasil yang nyata umumnya diperoleh setelah tiga bulan pengobatan hormon testosteron, pada saat terjadi peningkatan kualitas dari libido (nafsu berahi), ereksi, kebugaran, dan penampilan kemudaan. Cukup aman, asal dipakai baik dan benar.

• PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SISTEM REPRODUKSI
1. Menciutnya ovari dan uterus
2. Atrofi payudara
3. Pada laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun adanya penurunan secara beransur-ansur
4. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi keksehatan baik), yaitu;
o Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia
o Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual
o Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami
5. Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan warna.

Oleh: Ramadhan | September 24, 2009

tunawisma pada lansia

TUNAWISMA PADA LANSIA

DISUSUN OLEH :

NANING SINTA RAHAYU

( 07080 )

PEMBIMBING : ERFANDI

Kaum marginal atau orang-orang yang tersisih dari masyarakat, adalah orang-orang yang tidak memiliki kesempatan untuk berkembang karena berbagai keterbatasan, tidak memiliki akses untuk mendapat kesempatan baik dalam pendidikan, lapangan pekerjaan, kesehatan ataupun untuk hidup secara layak.

Mereka adalah kaum tuna wisma, tuna aksara, putus sekolah, tuna karya, orang-orang yang hidup dalam kemiskinan, orang-orang stress, orang-orang yang terikat dengan berbagai kecanduan, termasuk pecandu narkoba, komunitas orang-orang jalanan, DLL

Indonesia sebagai negara berkembang, mempunyai penduduk miskin dan kaum marginal yang sangat besar jumlahnya. Di Jakarta dan kota-kota besar lain, kaum marginal dalam berusaha mempertahankan kehidupan sering terdampar masuk sebagai komunitas orang jalanan.

Umumnya mereka tinggal di sekitar kolong jembatan, rel kereta api, pasar, pusat keramaian, tempat pembuangan sampah akhir, pinggiran kali dan daerah-daerah bebas penertiban aparat pemerintah. Mereka hidup sebagai pemulung, pengamen, pengedar narkoba, sebagian menjadi preman-preman jalanan, dsb. Tidaklah mengherankan jika kehidupan mereka keras dan akrab dengan kejahatan seperti mencuri, menodong, merampok, pekerja sex, terllibat narkoba baik sebagai pengedar maupun pemakai, kuasa gelap dan lain sebagainya.

Tidak hanya anak-anak dan orang dewasa yang mudah kita temui di kalangan mereka, tetapi juga orang-orang lansia ( lanjut usia ) yang kadang hidup sebatang kara. Umumnya yang mereka pikirkan hanyalah bagaimana mereka bisa makan dan melanjutkan hidup. Mereka hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Sangat banyak Gereja dan Pelayanan dibuka di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, namun yang melayani mereka pada umumnya lebih banyak bergerak di bidang sosial. Sedangkan untuk pelayanan rohani tidak seimbang dengan besarnya penyakit rohani yang mereka derita.

Pedikulosis Korporis (Tuma Badan, Body Lice)
Epidemiologi
Pedikulosis korporis adalah penyakit dari kemiskinan, ditemukan hampir hanya pada fakir miskin, tunawisma, dan kelompok yang tinggal pada kondisi dengan sanitasi buruj dan sangat padat, seperti misalnya para pengungsi, pada masa perang, militer – pasien-pasien ini ditemui terutama di rumah sakit umum di daerah perkotaan. Tidak terdapat predileksi tuma badan berdasarkan ras, jenis kelamin, maupun usia.

Etiologi dan Patogenesis
Tuma badan atau Pediculus humanus var. humanus sekitar 30% lebih besar dari tuma kepala, namun memiliki morfologi yang sama. Rentang hidup tuma badan rata-rata 18 hari dan selama masa ini tuma betina dapat memproduksi 270-300 telur. Serangan tuma badan biasanya ditularkan melalui pakaian atau perlengkapan tidur yang terkontaminasi. Tuma badan dapat bertahan hidup pada lipatan pakaian tanpa menghisap darah hingga 3 hari. Setelah paparan, ketidakmampuan untuk mencuci atau mengganti pakaian memungkinkan srangan tuma tetap bertahan.

Temuan Klinis
Kadang-kadang dapat ditemukan makula berwarna kebiruan atau macula cerulea, terutama di daerah di mana pakaian melekat erat, misalnya di pinggang, dan di pantat atau paha. Penyakit ini bisa asimtomatis hingga prurutik ringan, lesi dengan diameter hingga 1,5 cm dapat pula dijumpai, kadang dengan bagian tengah yang melancip. Lebih umum, tanda dari tuma badan adalah ekskoriasi, biasanya linear dan terutama terletak pada batang badan. Pingmentasi postinflamasi lebih banyak dijumpai pada kasus kronik. Tuma dewasa jarang terlihat kecuali pada tingkat serangan yang berat.
Diagnosis ditegakkan dengan memeriksa secara teliti lipatan baju untuk mencari telur tuma. Pakaian juga dapat digoyang-goyangkan di atas kertas, dan kemudian dilihat apakah ada tuma yang berjalan di atas kertas.

Komplikasi
Ekskoriasi dapat menyebabkan infeksi sekunder dengan S. aureus, S. pyogenes, dan bakteri lain. Di seluruh dunia, tuma badan dapat berperan sebagai vektor R. prowazekii dan Bartonella quintana (typhus dan demam parit/trench fever) dan Borrelia recurrentis (demam relaps). Pada keadaan kemiskinan urban, tuma badan paling sering berperan sebagai vektor B. quintana yang dapat menyebabkan demam atau endokarditis. Penularan terjadi saat pelet fekal yang terkontaminasi mengenai tempat gigitan atau kulit yang terekskoriasi.

Prognosis dan Perjalanan Penyakit
Bila tidak ditangani, pedikulosis korporis dapat bertahan hingga beberapa tahun.

Penanganan
Karena tuma bereproduksi pada pakaian dan tidak pada kulit, maka mandi, membuang atau mencuci pakaian yang terserang, dan mencapai tingkat higiene yang baik seharusnya dapat menangani serangan tuma dengan baik.. Perlengkapan tidur juga harus dicuci dengan air panas, direbus, atau dibuang. Untuk yang tidak dapat dicuci harus di-dry clean atau disetrika dengan perhatian khusus pada lipatan-lipatan. Beberapa dokter percaya bahwa, setelah penanganan pada pakaian, pasien harus dirawat dari kepala sampai ujung kaki dengan satu kali aplikasi krim permethrin 5 persen, dibiarkan selama 8-10 jam lalu dibilas.

Pencegahan
Penggunaan repelen berbasis permethrin pada pakaian mungkin dapat membantu mencegah serangan.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Direktorat

Bina Gizi Masyarakat Ditjen Binkesmas Depkes RI, 2003.

Darmojo RB, Martono HH. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). edisi kedua. Semarang: Balai

Penerbit Universitas Diponegoro, 1999

« Newer Posts - Older Posts »

Kategori