Oleh: Ramadhan | Oktober 2, 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN BBLR

A. Konsep Dasar BBLR

1. Definisi
• BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram.
(Abdul Bari Saifudin, 2002 : 376)
• BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gr (Farrer, Hellen, 1999)
• BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat antara 1500 – 2500 gram (Sarwono Prawrohardjo, 2002)

2. Jenis BBLR
Menurut harapan hidupnya :
o Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram o Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir < 1500 gram o Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir <1000 gram (Sarwono, 2002 : 376)
Menurut masa gestasinya :
o Prematuritas murni : masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB – SMK) o Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intruterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)

3. Etiologi
– Faktor ibu
• Gizi saat hamil yang kurang
• Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
• Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
• Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok) – Faktor kehamilan
• Hamil dengan hidramnion
• Hamil ganda
• Perdarahan antepartum
• Komplikasi hamil : pre-eklamsi atau eklamsi, ketuban pecah – Faktor janin
• Cacat bawaan
• Infeksi dalam rahim
– ¬Faktor yang masih belum diketahui
(IBG, Manuaba, 1998 : 326)

4. Diagnosa dan Gejala Klinis
• Sebelum bayi lahir
– Pada anamnese sering dijumpai adanya Riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati
– Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
– Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
– Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya – Sering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan anterpartum
• Setelah bayi lahir
– Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
– Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
– Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterine – Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya (Rustam Mochtar, 1998 : 449)

5. Penanganan
– Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat
o Bayi berat badan dibawah 2 kg 350 C
o Bayi berat badan 2 kg – 2,5 kg 340 C
o Suhu incubator diturunkan 10 C setiap minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu sekitar 24-270 C
– Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat retan akan infeksi. Perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi
– Pemberian O2
Pemberian O2 untuk bayi ini harus dikendalikan dengan seksama konsentrasi yang tinggi dalam masa yang panjang akan menyebabkan timbulnya kerusakan jaringan pada retina bayi sehingga menimbulkan kebutaan. Bisa diberikan melalui kateter hidung
– Pengawasan nutrisi / ASI
Reflek menelan BBLR belum sempurna. Oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat
o Reflek hisap baik – ASI ½ jam setelah lahir
o Reflek hisap lemah ASI khusus dengan sonde

o Frekuensi
 BB < 1250 gr = 24 x minum / hari
 BB 1250 – 2000 = 12 x minum / hari.
 BB >2000 gr = 8 x minum / hari
o Jumlah cairan
 Hari I : 60 cc/ kg / BB / hari
 Hari II : 90 cc/ kg / BB / hari
 Hari III : 120 cc/ kg / BB / hari
 Hari IV : 150 cc/ kg / BB / hari
o Pemberian intravena bila :
 Gangguan pernafasan
 Oral tidak mencukupi
– Penimbangan dengan ketat
o Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi / nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
o Beberapa bayi sangat kecil yang lambat menambah menambah berat badan, mungkin menderita asidosis metabolic, tetapi ia akan tumbuh cepat setelah keadaan ini dikoreksi dengan natrium bikarbonal o Bayi tidak boleh kehilangan lebih dari 10 % berat badan Lahirnya dan ia akan memperoleh kembali berat badannya dalam 10-14 hari

B. Konsep Asuhan Pada Bayi “S” dengan BBLR
I. Pengkajian data
Tanggal : 30 – 01 – 2011
Jam : 11.00 WIB
Di : Ruang neonatus RSUD Sidoarjo
Reg : xxxxx

a. Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi : By. “S”
Tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Anak ke :

Nama ibu : Ny. Nama Ayah :
Umur : ……tahun Umur :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Petani Pekerjaan
Alamat : Alamat :

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya lahir dengan berat badan rendah yaitu …………gram

3. Riwayat Prenatal, Natal, Post Natal
• Riwayat prenatal
Jika ibu selama hamil menderita hyper emesis, trauma fisik, trauma psikologis. Perdarahan antepatum, kehamilan kembar, kehamilan terlalu dekat
• Riwayat natal
UK : < 37 minggu
Air ketuban : Jernih / keruh
Cara persalinan : spontan B
PB : < 35 cm
BB : < 2500 gr
• Riwayat post natal
AS : cenderung rendah 4 – 6
PB : 35 – 48 cm
BB : < 2500 gr

4. Kebutuhan Dasar
a. Pola Nutrisi
Bayi minum PASI dan D5 % 10 cc setiap 2 jam sekali dan bayi tidak muntah b. Pola eliminasi
BAB :  2kali / sehari
BAK : 7x / hari (normalnya)
c. Pola istirahat
Setiap waktu bayi tidur, bangun saat BAB dan BAK atau saat lapar (normalnya 16-20 jam)
d. Pola aktivitas
Bayi menangis lemah saat lapar, BAB dan BAK

5. Riwayat kesehatan keluarga
Bila pada waktu ibu hamil menderita anemi, kurang gizi dan perdarahan ante partum, trauma fisik, trauma psikologis, kehamilan kembar, kehamilan terlalu dekat maka bayi akan lahir berat badan rendah

6. Riwayat psikologis
Ibu sangat cemas dengan keadaan bayinya.

b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : lemah
Kemampuan menghisap : lemah ……..
Warna kulit : merah muda

2. Observasi TTV
Suhu : 35 – 360 C
BB : < 2500 gr
HR : 120 – 160 x/ menit
RR : 30 – 90 x / menit

3. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Kepala : caput cuccedaneum (-), cepal hematoma (-), cacat bawaan (-), kulit kepala tipis, transparan, UUB cekung
Mata : simetris, iktrus (-), konjungtiva (-), tidak ada kelainan, tidak terbuka maksimal
Muka : warna kulit merah muda, bentuk simetris, lanugo banyak, kriput tampak seperti orang tua.
Hidung : simetris, lubang kanan/kiri, pernafasan cuping hidung (-) Mulut : monoalisis (-), lidah bersih, cyanosis (-)
Leher : leher bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid Telinga : telinga tidak mengeluarkan cairan, bentuk simetris, imatur Dada : dada simetris, tidak ada kelainan, retraksi dinding dada (-) Abdomen : tidak ada masa, bentuk simetris, tali pusat belum lepas, bersih Genetalia : labia mayora belum menutupi labia minora, anus (+) wanita, lelaki testis terdapat dalam abdomen, konalis langunilis atau skrotum.
Ekstremitas : bentuk simetris, kelaian (-), pergerakan lemah auskultasi dada HR : 120-160 x/menit. Abdomen bising usus
Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis
Abdomen : tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada nyeri tekan
4. Pemeriksaan Neorologis
a. Reflek moro
Saat bayi diberi sentuhan mendadak dengan jari dan tangan, bayi bergerak terkejut (+) lemah
b. Reflek menggenggam
Saat bangun bayi disentuh jari bayi berusaha menggenggam (+) lemah c. Reflek rooting / mencari
Saat pipi bayi disentuh dengan jari bayi menoleh (+) lemah
d. Reflek menghisap
Saat bayi menangis kemudian diberi dot, bayi berusaha menghisap (+) lemah e. Reflek globela
Saat disentuh pangkat hidung dengan jari tangan bayi mengedipkan mata (+) lemah f. Gland reflek
Saat bayi disentuh pada lipatan paha kanan dan kiri dengan jari tangan maka ia kana berusaha mengagkat pahanya (+) lemah
g. Konjungtiva mandibula reflek
Saat bayi diberi rangsangan mulai dari pangkal mata ke atas (+) lemah

5. Pemeriksaan antopometri
a. Berat badan : < 2500 gram
b. Panjang badan : 35 – 48 cm
c. Lingkar kepala : 32-35 cm
d. Lingkar logam : 8 – 10 cm

6. Pemeriksaan tingkat perkembangan
a. Adaptasi sosial
Bayi dapat beradaptasi sosial dengan ibunya yaitu pada saat diberi ASI dia akan diam
b. Bahasa
Saat bayi BAK dan BAB kesakitan dan merasa lapar bayi mengungkapkan perasaan melalui tangisan
c. Motorik halus
Bayi menggerakkan anggota badannya dengan lemah
d. Motorik kasar
Bayi melakukan aktivitas dengan menggerakkan anggota tubuhnya dengan lemah

II. ¬Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : Bayi “……usia……hari dengan BBLR
Ds : Ibu mengatakan bayi lahir dengan BBLR berat
Do : KU : lemah
Warna kulit : merah muda
TTV : BB : < 2500 gr
: PB : 35-48 cm
: Suhu : 35-360 C
: RR : 30-90 x / menit
: UK : < 37 minggu
III. Antisipasi Masalah Potensial

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera

V. Intervensi
Dx : Bayi “…..” usia …….hari dengan BBLR
Tujuan : Bayi dalam keadaan sehat tidak terjadi komplikasi
Kriteria hasil :
TTV : dalam batas normal
KU : baik
Suhu : dalam batas normal
HR : 120 – 160 x / menit
RR : 30 – 60 x / menit
BB bayi naik setiap minggunya

Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Agar ibu dan keluarga kooperatif terhadap tindakan
2. Lakukan observasi TTV setiap jam
R/ Deteksi dini adanya komplikasi
3. Lakukan observasi input dan output merupakan deteksi keseimbangan elektrolit dalam tubuh
R/ Dengan observasi input dan output merupakan deteksi keseimbangan elektrolit dalam tubuh
4. Penuhi kebutuhan nutrisi bayi
R/ Bayi dapat berkembang dan bertahan hidup
5. Letakkan bayi dalam incubator
R/ Agar suhu tubuh bayi stabil
6. Lakukan penimbangan BB setiap hari
R/ Pengukuran BB secara rutin dapat membantu proses pelaksanaan terapi dan peningkatan BB
7. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
R/ melakukan fungsi dependent

VI. Implementasi
Mengacu pada intervensi
Tanggal : ………….
Jam : ………….

VII. Evaluasi
Tanggal :
Jam :
Keadaan umum : baik s/d lemah
BB : < 2500 gr
PB : 35 cm
HR : 120 – 160 x / menit
RR : 30 – 90 x / menit
Bayi diinkubator
Bayi terpasang infuse

Catatan Perkembangan
Tanggal :
Jam :
S : Ibu mengatakan BB bayinya rendah
O : KU : baik s/d koma
Kesadaran : composmentis
BB : 7 kg
HR : 120 – 160 x / menit
PB : 35 cm
RR : 30 – 90 x / menit
Suhu : 36-370 C
Muka : seperti orang tua
Mata : tidak membuka maksimal
Kulit : banyak lanugo, keriput
Genetalia : labia mayora belum menutupi labia minora
Telinga : masih belum matur
UUB : cekung
A : Bayi “……” usia “…..” dengan BBLR
P : Observasi TTV
Lakukan perawatan bayi sehari-hari
Timbang BB setiap hari sehabis mandi
Pasang infuse
Lanjutkan advis dokter : pasang infuse, bayi diinkubator


Tanggapan

  1. izin baca-baca dulu, semoga berguna buat calon perawat seperti saya

  2. isi yang bagus

  3. Hai salam kenal,blog nya sangat bagus.
    senang bisa kenal dan belajar dari anda,, pribadi muda yg sukses dan positif.


Tinggalkan komentar

Kategori